Mohon tunggu...
Juwanda Purnama
Juwanda Purnama Mohon Tunggu... Administrasi - Assistant Procurement

Pembahasan DEPRISIASI AKTIVA TETAP

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Deprisiasi Aktiva Tetap

17 Mei 2024   15:18 Diperbarui: 17 Mei 2024   15:29 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

DEPRISIASI AKTIVA TETAP 

     Oleh : Juwanda Purnama

                 Keti Amelia  

              

  • LATAR BELAKANG

Pengantar akuntansi memainkan peran penting dalam memahami dasar-dasar sistem akuntansi yang digunakan dalam bisnis dan organisasi. Untuk memahami pentingnya pengantar akuntansi, penting untuk memahami latar belakang dan sejarah perkembangannya.

Latar belakang pengantar akuntansi mencakup berbagai aspek, mulai dari perkembangan awal sistem pencatatan keuangan hingga pentingnya akuntansi dalam menghasilkan informasi keuangan yang relevan bagi pemangku kepentingan. Sejarah akuntansi menunjukkan evolusi dari sistem-sistem sederhana seperti pencatatan tunggal hingga sistem-sistem yang lebih kompleks seperti akuntansi berbasis akrual.selain itu, pengantar akuntansi juga membahas konsep-konsep dasar dalam akuntansi, seperti prinsip-prinsip akuntansi, tujuan-tujuan laporan keuangan, serta peran etika dalam praktik akuntansi.

Dengan memahami latar belakang dan konsep-konsep dasar pengantar akuntansi, kita dapat memahami mengapa akuntansi menjadi salah satu elemen kunci dalam pengelolaan bisnis dan organisasi secara efektif. Oleh karena itu, makalah ini akan menjelaskan lebih lanjut tentang aspek-aspek tersebut serta relevansinya dalam konteks bisnis dan keuangan modern.

  • AKTIVA TETAP

Aktiva tetap adalah salah satu jenis kekayaan perusahaan yang digunakan dalam jangka waktu panjang (lebih dari 1 tahun). Semakin lama digunakan, aktiva tetap akan mengalami penyusutan nilai, atau disebut juga dengan depresiasi. Kondisi tersebut wajib dikalkulasikan dan dimasukkan ke dalam laporan penyusutan aktiva tetap.

Pengertian Penyusutan Aktiva Tetap

        Dalam proses operasionalnya, perusahaan mengenal dua jenis aktiva, yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar/tetap. Aktiva lancar adalah aktiva dengan likuidasi mudah, seperti uang kas dan piutang jangka pendek. Sedangkan aktiva tetap adalah aktiva yang likuidasinya sulit dan biasanya digunakan bertahun-tahun, seperti bangunan, mesin, dan kendaraan 

1. Metode Penyusutan Aktiva Tetap Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 

  • Metode Garis Lurus

          Metode garis lurus adalah metode paling sederhana dan paling sering digunakan. Dalam metode ini, biaya perolehan aset dibagi dengan estimasi masa manfaat aset untuk mendapatkan jumlah penyusutan tahunan yang sama selama masa manfaat aset.

Rumus Penyusutan Metode Garis Lurus

Rumus untuk metode garis lurus adalah:

Penyusutan per tahun = (Biaya Perolehan -- Nilai Sisa) / Masa Manfaat

Di mana:

  • Biaya Perolehan adalah harga awal aset saat dibeli.
  • Nilai Sisa adalah estimasi nilai aset di akhir masa manfaatnya.
  • Masa Manfaat adalah estimasi berapa lama aset tersebut bisa digunakan.

CONTOH 

Misalkan sebuah perusahaan membeli mesin untuk keperluan Kantor  dengan biaya perolehan sebesar Rp500.000.000 dan memiliki estimasi masa manfaat 10 tahun. Dengan metode garis lurus, penyusutan tahunan mesin ini adalah Rp500.000.000 dibagi 10 tahun, atau Rp50.000.000 per tahun.

 

  • Penyusutan Saldo Menurun Ganda

              Metode penyusutan aktiva tetap yang kedua adalah penyusutan saldo menurun ganda. Dibandingkan metode garis lurus, metode saldo menurun ganda lebih hati-hati dalam menentukan estimasi, karena nominal penyusutannya sengaja dinaikkan 2 kali lipat. Rumusnya yaitu:

      Biaya Penyusutan = Biaya Perolehan Aset X (Persentase Depresiasi Ganda)


  • Metode Unit Produksi

             Metode unit produksi adalah metode penyusutan yang berfokus pada penggunaan aset, bukan waktu. Dalam metode ini, penyusutan dihitung berdasarkan jumlah unit yang diproduksi atau jumlah jam kerja, bukan berdasarkan berapa lama aset tersebut telah dimiliki atau digunakan. Metode ini sangat berguna untuk aset yang penggunaannya sangat bervariasi dari satu periode ke periode berikutnya.

Rumus untuk metode unit produksi adalah:

Penyusutan per unit = (Biaya Perolehan -- Nilai Sisa) / Total Unit yang Dapat Diproduksi

Penyusutan per periode = Penyusutan per unit x Unit yang Diproduksi pada Periode tersebut

Di mana:

  • Biaya Perolehan adalah harga awal aset saat dibeli.
    • Nilai Sisa adalah estimasi nilai aset di akhir masa manfaatnya.
    • Total Unit yang Dapat Diproduksi adalah estimasi berapa banyak unit yang bisa diproduksi oleh aset selama masa manfaatnya.
    • Unit yang Diproduksi pada Periode tersebut adalah berapa banyak unit yang diproduksi oleh aset pada periode yang sedang dihitung.

CONTOH

Misalkan sebuah perusahaan membeli mesin dengan biaya perolehan sebesar Rp100.000.000 dan memiliki estimasi bahwa mesin tersebut dapat memproduksi 200.000 unit selama masa manfaatnya. Dengan metode unit produksi, penyusutan per unit mesin ini adalah Rp100.000.000 dibagi 200.000 unit, atau Rp500 per unit.

Jika pada tahun pertama mesin ini memproduksi 30.000 unit, maka penyusutan pada tahun pertama adalah Rp500 per unit dikali 30.000 unit, atau Rp15.000.000.

2.Faktor yang Mempengaruhi Penyusutan Aktiva Tetap

       Terdapat beberapa faktor perlu dipertimbangkan saat Anda melakukan penyusutan aktiva/aset tetap, 

  • Harga Perolehan Aset (Acquisition Cost) 

             Faktor pertama penentuan penyusutan aktiva tetap adalah harga perolehan aset, baik dalam kondisi baru atau bekas. Sebelum menghitung nominal penyusutan aset, Anda wajib mengetahui terlebih dulu berapa harga aktiva sebelum dimiliki perusahaan. Harga perolehan tersebut nantinya digunakan sebagai dasar depresiasi nilai aktiva tiap periode tertentu.


  • Umur Ekonomis (Estimated Economic Life)

            Faktor berikutnya yang perlu Anda pertimbangkan sebelum menghitung depresiasi adalah umur aktiva sampai nilai kegunaannya mencapai 0 atau diputuskan untuk dijual oleh perusahaan. Umur ekonomis aktiva dapat bervariasi tergantung jenisnya, mulai dari beberapa bulan hingga puluhan tahun.


  • Nilai Residu

           Faktor terakhir dan terpenting dalam proses penyusutan aktiva tetap adalah nilai residu, yaitu nilai aktiva setelah dikurangi nominal depresiasi tiap periode tertentu. Nilai residu merupakan nilai akhir aset setelah mengalami pengurangan kualitas/kerusakan, sehingga nominalnya bisa mencapai Rp0 jika memang sudah tidak bisa dimanfaatkan.


- KESIMPULAN 

         Ada berbagai metode penyusutan yang dapat digunakan, seperti metode garis lurus, metode saldo menurun, dan metode unit produksi. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan perusahaan harus memilih metode yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kondisi. 

Penyusutan atau depresiasi aktiva tetap adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan merupakan proses alokasi dari harga perolehan aktiva tetap berwujud selama periode yang menerima manfaat atas penggunaannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun