Mohon tunggu...
Juven
Juven Mohon Tunggu... Editor - Alumni PJA (Paralegal Justice Award) Badan Pembinaan Hukum Nasional-KEMENKUMHAM RI

Musafir sejati meninggalkan jejak yang mengesankan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Orang Tua Yesus yang taat akan Janji Malaikat Tuhan dan tiga Raja dari timur yang percaya diri

25 Desember 2024   17:26 Diperbarui: 25 Desember 2024   17:26 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah kerajaan yang jauh di Timur, tiga raja bijaksana---Melkior, Kaspar, dan Baltasar---menemukan sebuah bintang yang sangat terang di langit malam. Bintang itu begitu mencolok hingga mereka merasa ada sesuatu yang luar biasa sedang terjadi.

"Saudara-saudaraku," kata Melkior sambil mengusap janggutnya yang panjang, "bintang ini menandakan kelahiran seorang Raja besar. Kita harus pergi dan memberikan penghormatan!"

Kaspar, yang selalu gemar mempersiapkan barang, langsung mengambil sekotak emas. "Ini hadiah paling sempurna untuk seorang raja!" katanya bangga. Baltasar mengangguk sambil memeluk kotak kecil berisi kemenyan. "Ini simbol doa dan penghormatan," ujarnya. Namun, ketika giliran mereka melihat apa yang dibawa Melkior, mereka terkekeh.
"Mur? Untuk apa itu? Mengingatkan orang pada pemakaman?" tanya Kaspar.
Melkior bersungut-sungut. "Hei, ini simbol penting! Jangan remehkan aku!"

Dengan semangat dan sedikit cekcok jenaka, mereka memulai perjalanan. Tapi, tidak semua berjalan mulus. Di tengah padang pasir, unta Baltasar tiba-tiba mogok.
"Kenapa untamu berhenti?" tanya Melkior kesal.
Baltasar menepuk-nepuk punggung untanya. "Dia bilang dia butuh istirahat. Aku lupa memberi dia makan pagi tadi."

Setelah berjam-jam memaksa unta berjalan lagi, mereka akhirnya tiba di wilayah Yudea. Tentu saja, mereka mencari Raja yang baru lahir di istana Herodes, sebab, yah, di mana lagi Raja berada kalau bukan di istana?
"Kami datang untuk menyembah Raja yang baru lahir!" kata Kaspar dengan percaya diri.

Herodes, yang sebenarnya tidak tahu-menahu soal Raja baru ini, pura-pura tenang. "Oh, betapa menariknya. Kalau begitu, pergilah dan temukan Dia. Lalu kembalilah ke sini dan beri tahu aku, agar aku juga bisa menyembah-Nya." Tapi di balik senyumnya, Herodes punya rencana jahat.

Setelah meninggalkan istana, mereka akhirnya tiba di kandang kecil di Betlehem, dipandu oleh bintang yang terang. Mereka terkejut.
"Ini dia, Raja segala Raja, lahir di tempat yang sangat sederhana," ujar Melkior sambil menatap bayi Yesus dengan penuh hormat. Mereka mempersembahkan hadiah mereka: emas, kemenyan, dan mur. Maria dan Yusuf berterima kasih, meskipun Maria diam-diam berpikir, Apa yang harus aku lakukan dengan mur ini?

Setelah menyembah Sang Juruselamat, para raja bersiap pulang. Namun, di malam sebelum keberangkatan, mereka mendapat mimpi yang memperingatkan mereka agar tidak kembali ke Herodes.
"Jadi kita tidak bisa lewat jalan itu," kata Melkior.
"Lalu lewat mana?" tanya Kaspar.
Baltasar mengeluarkan peta. "Aku rasa kita bisa lewat sini, meskipun jalannya agak berputar."

Mereka akhirnya memutuskan untuk mengambil rute yang lebih panjang dan berliku. Namun, di perjalanan pulang, berbagai hal lucu terjadi.

  • Unta Melkior tersandung batu, membuat kotak mur-nya terjatuh dan isinya berserakan.
  • Kaspar lupa di mana dia menyimpan peta, sehingga mereka harus mengandalkan bintang lagi, meskipun bintang itu sudah tidak begitu terang.
  • Dan Baltasar, yang mencoba memasak di padang pasir, malah membakar makan malam mereka.

Setelah berhari-hari perjalanan, mereka akhirnya tiba di rumah masing-masing. Mereka saling berpamitan dengan janji untuk menceritakan kisah perjalanan ini kepada anak cucu mereka.
"Tapi jangan ceritakan soal unta mogok, ya," pinta Baltasar.

Meski perjalanan mereka penuh kejenakaan, hati mereka dipenuhi sukacita, karena mereka tahu mereka telah menyaksikan awal dari sebuah kisah besar yang akan mengubah dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun