Mohon tunggu...
Luthfi Meliana
Luthfi Meliana Mohon Tunggu... -

life is too short to be wasted in the same place...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Penerbangan Kali Ini Judulnya Mengecewakan...

3 Februari 2011   08:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:56 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1296721270999511088

Semester satu segera berakhir.  hari sabtu, ujian terakhir ngumpulin paper jam 11 siang. lalu di hari minggu pagi dengan penerbangan pertama aku langsung terbang dari Bandara Juanda-Surabaya menuju Bandara-Sepinggan, Balikpapan. naik travel dijemput jam 3 teng! sesuai perjanjian (pokoknya jam setengah tiga uda siap-siap yah mba, begitu kata resepsionisnya) dan untungnya aku sudah siap, padahal mata baru terpejam pukul dua belas malam (karena luntang lantung menuruti pesanan ini itu dari kerabat sekalian, halah.) meskipun dengan sedikit ganjelan choccochino hangat dan sepotong roti bolu bantat kukus.

Malang masih dingin, dengan semangat si Avanza menembus kabut  (berisi empat orang penumpang dan satu orang supir) meluncur ke Bandara. sejauh ini perjalanan lancar jaya (maklum, masih pagi buta)  Porong lancaaar, jadi gak perlu belok ke tol. sampe bandara, sekitar jam 5 lewat seperempat. aku langsung ke kantor maskapai penerbangan terlaris se Indonesia buat ngambil tiket elektrik hasil bookingan dari orangtua dikampung halaman. eeeh, sekalinya.. yang antri didepan loket itu udah panjang karena dari tadi bukaan check in pertama kantor belum dibuka. padahal hampir semuanya naik penerbangan jam 6 lebih sedikit. gimana ini pelayanannya??? orang-orang udah mulai ngeluh. belum lagi antri check in, ke waiting room pula. jalan kan gak mungkin sedetik. pasti memakan waktu beberapa menit. beberapa orang sudah mulai panik, mondar-mandir grusak-grusuk. sepuluh menit kemudian lampu kantor menyala, loket dibuka. 'waaaaa" semua pada teriak ramai. orang-orang yang tadinya ngantri, langsung bubar. bukan bubar menjauhi loket, tapi mendekati. antrian jadi kacau, serobat-serobot semaunya sendiri. it's real indonesia bray... terus, pas giliranku didepan loket, sempat-sempatnya itu mas-mas yang ngelayani pake ngangkat telepon dan cekikak cekikik dengan orang disebrangnya, pelayanannya kan semakin lambat mas.. haduuuuh! gini nih akibat training kilat (batinku sok tahu).

Akhirnya tiket udah ditangan, masuklah aku kedalam. barang bawaanku cuma tiga koq, ini sudah di minimalisir sebaik mungkin; satu travel bag tenteng, satu kresek oleh-oleh, dan satu tas cangklong berisi laptop dan kawan-kawan. sampai ditempat check-in antrian sudah panjang, karena orang-orang ngabruk disatu waktu. si mbak-mbak yang jaga berinisiatif buka dua baris antrian biar cepet. akupun ikutan pindah.. eh, sekalinya komputer eror, disuruhlah pindah lagi ke komputer sebelahnya dengan tulisan maskapai penerbangan lainnya. sujud syukur komputernya gak eror gak lama  giliran aku maju check-in. barang yang aku bagasikan cuma travel bag tenteng satu tadi aja. sisanya bawa masuk kabin, lalu selesai. menuju waiting room..

Gak lama di waiting room, semua penumpang sudah boleh masuk pesawat. aku duduk dikursi 10 E. sebelah kananku ibu-ibu gaul yang memperkenalkan diri dengan panggilan "kak". gak lama duduk disamping kiriku, ibu separuh baya dengan anak sekitar satu setengah tahun didalam gendongan "jarik" tersenyum ramah. khas ibu-ibu dari pedesaan, secara penampilan berbeda jauh dengan ibu disamping kananku. selang beberapa menit pramugara menghampiri ibu dikiri saya untuk menanyakan tujuan, eh.. ternyata tujuan itu ibu ke Jakarta! masalahpun timbul. pertama, pesawat yang ke Jakarta udah berangkat beberapa menit yang lalu. dan yang kedua, ni pesawat mau langsung ke Balikpapan gak pake transit ke Jakarta. si ibu panik. pramugara berusaha menenangkan. lalu mereka berdua keluar.

Pagi itu cuaca cerah. satu setengah jam kemudian, pesawat mendarat mulus lusss di Bandara Sepinggan, Balikpapan. penumpang turun semua terus ngantri ambil barang bagasi. lima belas menit menunggu, munculah barang-barang penumpang yang satu persatu diambil oleh pemiliknya. lamaaaaaaa aku nunggu satu-satunya barang yang aku titipkan disana tapi gak nongol-nongol juga. sampai semua penumpang pergi, akhirnya aku nanya ke petugasnya. setelah dicari dan dilihat dibagian transit, positif barangku gak ada. toweeeeng! setres tingkat tinggi langsung memenuhi kepalaku. secara, aku berangkat pagi karena siang ini ada acara keluarga dan semua barang yang aku butuhin untuk kesana, ada dalam travel bag ku.

lalu terjadi percakapan yang kalau disingkat kurang lebih isinya begini:

aku : kira-kira barangku sekarang dimana??? terus kira-kira ketemu gak tu barang????  karena isinya gak sedikit dan semuanya penting! *aku mulai panik*

petugas bagasi : *dengan tidak meyakinkan (serius, dia jawabnya gak fokus dan gak memuaskan)* maaf, kami gak tau pasti barang mbak ada dimana. mungkin ketinggalan di Juanda, atau keikut ke Jakarta, bisa jadi bablas ke Tarakan. tapi nanti kita cari dan insyaallah bisa ketemu koq mba. rata-rata sih bisa ketemu.

aku : waduh, gimana toh mas? pokoknya saya minta pertanggung jawabannya..

petugas bagasi : *ngomong ke temennya* gini aja, mbak ngisi surat laporan kehilangan, nanti kita proses. kalo barangnya ketemu nanti kita kabarin ya mbak.. paling lama besok udah kita kabarin koq mbak...

aku : beneran bisa ketemu kan mas? soalnya itu isinya penting semua. banyak titipan juga, kalo gak ketemu saya yang habis dimarahin mas.. terus, kalo gak ketemu, saya dapet ganti rugi senilai sama barang yang kehilangan gak mas? saya beneran ditelpon ya kalo ada, biar gak cemas sayanya mas *tambah panik*

petugas bagasi : *sok yakin * iya mbak, pasti ketemu koq! ooh, jelas bisa dapet ganti rugi mbak.. setelah 15 hari pencarian nanti mbak bisa ngurus ganti rugi kesini.

aku : waduh, lama amat mas! keburu saya balik sudah itu. haduh..

petugas bagasi : kan kami cari dulu barangnya mbak, nanti kalo ada diantarkan sampai rumah koq!

akhirnya aku ngalahin, aku ngisi form Surat Laporan Kehilangan dari maskapai penerbangan yang didalamnya aku tulis ciri-ciri barang yang hilang, isi barang yang hilang, alamat rumah lengkap dan telepon yang bisa dihubungi.selesai urusan barang hilang dibandara aku naik travel dari Bandara Sepinggan menuju rumahku di Palaran.

Jam 3 siang aku coba hubungin kantor maskapai penerbangan itu untuk mempertanyakan masalah barangku. berkali-kali aku coba hubungi, berkali-kali suara mesin yang menjawab. sampe jam 5 sore aku masih mencoba menghubungi yang berakhir pasrah. aku sudah coba ikhlas kalo memang barangku hilang. sampai malam kabar yang aku nanti-nantikan masih aja gak ada, dan jam 11 malem, nomer asing memanggil-manggil dari hapeku. ternyata supir travel yang dapat titipan dari Bandara bilang travel bag ku ketemu terus dititipkan di warung tegal arah jalan mau ke Bontang. masyaallah! itu tempat sekitar satu jam dari rumahku.

Jadi, mau gak mau besok paginya aku ambil travel bag (yang habis melanglang buana entah kemana itu) diwarteg, bukannya diantar langsung kerumah sesuai perjanjian. akupun dikabarin oleh seorang supir travel, bukannya oleh pihak bagasi maskapai penerbangan yang aku tumpangi tadi.dan terakhir yang membekas dihati, janji dari seseorang apalagi penjual jasa, gak bisa dipegang.

Setelah kejadian ini aku jadi rada parno sendiri. parno karena takut suatu hari nanti kalo isi koperku berisi barang-barang yang lebih penting dan berharga kemudian tercecer, aku bisa apa! UU Perlindungan Konsumen di Indonesia kayaknya belum bisa membela konsumen dengan maksimal karena dari pembicaraan orang-orang (maaf-maaf aja kalo salah) ganti rugi yang diberikan maskapai penerbangan yang lalai, amat sangat kurang memuaskan.

(penerbangan membekas dihati, 23 Januari 2011)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun