Setelah data terkumpul, mahasiswa memberikan pelatihan kepada pengurus RT dan warga mengenai cara mengelola data menggunakan Excel. Langkah ini bertujuan untuk memastikan keberlanjutan program, sehingga pengelolaan inventaris dapat dilakukan secara mandiri oleh masyarakat setempat setelah program KKN berakhir.
Tantangan dan Solusi
Meski terdengar sederhana, implementasi program ini tidak lepas dari tantangan. Salah satunya adalah tingkat literasi teknologi yang beragam di kalangan warga. Untuk mengatasi hal ini, mahasiswa memberikan pelatihan dasar yang berfokus pada penggunaan fitur-fitur sederhana di Excel. Selain itu, waktu yang terbatas selama KKN menjadi kendala lain, mengingat proses pengumpulan data memerlukan ketelitian dan koordinasi yang baik.
Namun, melalui kerja sama yang solid antara mahasiswa, pengurus RT, dan warga, tantangan ini dapat diatasi. Dengan semangat gotong royong, program inventarisasi barang berhasil diselesaikan tepat waktu.
Menuju Masa Depan yang Lebih Baik
Program inventarisasi barang di RT 01 Medokan Semampir ini adalah contoh nyata bagaimana teknologi sederhana dapat memberikan dampak besar bagi komunitas. Dengan data yang terstruktur, pengelolaan aset menjadi lebih efisien, transparan, dan terorganisir. Ke depannya, langkah ini diharapkan dapat diadopsi oleh komunitas lain di Surabaya dan sekitarnya.
Lebih dari sekadar mencatat data, program ini juga memberikan keterampilan baru kepada masyarakat dalam mengelola informasi. Dengan begitu, masyarakat tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga aktor utama dalam pembangunan komunitas yang berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H