- Pemerintah (Menpora): tanda tanya besar...
- KONI: tanda tanya besar...
Mengingat ini soal kualitas kedalaman relasi, yang tak bisa dipisahkan dari habit masing-masing orang...maka yang dapat menyatukan adalah 'nilai-nilai luhur' yang udah ada sejak zaman nenek moyang kita..nilai-nilai luhur yang penuh dengan ajaran dan teladan bagaimana cara hidup dan cara bertindak sebagai pribadi-pribadi bagian dari bangsa Indonesia yang besar.. Para pendiri bangsa ini telah dengan sangat bijak melihat, mempelajari, melakukan dan merumuskan nilai-nilai luhur itu menjadi sebuah budaya khas Indonesia. Maka menurut gw, sebagai langkah awal sebelum memulai babak baru membuat perencanaan tentang organisasi & kompeptisi bal-balan nasional yang satu, mutlak diperlukan mediator untuk membangun relasi baru bagi mereka pare petinggi (yang diakui dan mengaku) sebagai pemimpin, tokoh, elit industri bal-balan negeri ini.
Menilik tujuan utama adalah 'membangun relasi' seperti dipaparkan di atas yang sangat berbuhungan dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia sejak zaman nenek moyang, maka mediator yang cocok adalah seorang (atau lebih) BUDAYAWAN. Seandainya (alm) Gus Dur atau (alm) Romo Mangunwijaya atau (alm) Nurcholis Madjid masih hidup, mungkin kita bisa menggantangkan harapan pada peran serta mereka. Tapi gw yakin, ada banyak budayawan yang sekarang ini masih ada dan mau memberikan sumbangsih untuk membangun relasi yang 'sehati' di antara para elit bal-balan nasional ini...
Silakan kalau ada ide atau mau berkomentar tentang hal ini, ga ada satupun komentar yang akan tak delete, kecuali oleh admin kompasiana tentunya...heu heu heu
BRAVO SEPAKBOLA NASIONAL!
Mau MERDEKA atau tetap dijajaaaah....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H