Tak lama kemudian perawat pun datang dan memeriksa kondisinya, keadaanya sudah membaik, ia hanya butuh waktu istirahat yang cukup agar segera pulih. Mendengar hal itu aku pun bisa bernafas lega, ku lirik arlojiku menunjukan pukul  setengah 8 pagi. Aku pun pamit sebentar pada Hobertina untuk kembali ke rumah, ia pun hanya mengangguk setuju dan membiarkanku berlalu.Â
Setelah dari rumah, aku pun bergegas ke kantorku dan memutuskan untuk mengambil cuti kerjaku selama sebulan. Tepat pukul 9 pagi aku kembali lagi ke Rumah Sakit sambil tersenyum, aku membuka pintu kamar Hobertina perlahan. Hobertina yang sedang sarapan pun sontak mendongak ke arah pintu, ia pun tersenyum melihat kehadiranku.
Aku berjalan menghampirinya dan mencium keningnya, aku menatapnya syahdu sambil tersenyum.
"Ayo kita lihat kincir angin!" Ucapku lirih sambil menunjukan dua amplop berisi tiket travel di tanganku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H