“Makasih paman, aku suka sekali tambun-nya!” celetuk riang si Tomat.
“Hush!! Jangan sembarang nyebut! ‘ta-li-bun! Bukan tambun. Nanti paman marah lo. Belakang ini dia kan lagi sensi,” sahut si Wortel
“Sudah... Sudah... kalian ini kok ribuutt teruss.... Ya sudah sudah mulai siang nih. Kerjaanku banyak nati tak selesai pula ku-siangi lalang-lalang ini.”
....
Matahari mulai meninggi... mulai menyapa pori-poriku... tak sabar bercanda dengan peluhku... mmh...
..
Salam
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!