Mohon tunggu...
Arif Hidayat
Arif Hidayat Mohon Tunggu... -

yeehhaaaaaahhh..... udah gak kebalik lagiii :)\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kematian Seorang Geisha (Antara Cinta, Kehormatan dan Kesetiaan Seorang Samurai) - Bag. 2

24 Oktober 2010   18:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:08 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

sumber ilustrasi: http://tabitavp.blogspot.com

Distrik Kazuya, Hari Ke-16 Musim Gugur 1848

****

Mimpi bukanlah peraduan indah lagi bagiku

Mata yang terpejam tak lagi mampu menghapus keletihanku

Diantara barisan jiwa yang berhembus

Aku hanyalah titik kecil yang tak berarti

****

"Siapa namamu, gadis kecil?"

Tanyaku pada gadis kecil yang sedari tadi hanya berdiri diantara kerumunan oang yang lalu lalang di distrik ini. tempat ini bukanlah tempat yang ramah untuk anak seusia itu, kalaupun kutaksir mungkin usianya hanya baru 7 tahun. Melihat anak-anak yang belalu lalang atau bahkan menggelandang di tempat ini bukanlah pemandangangan yang baru bagiku. Tapi gadis kecil ini berbeda, keberadaannya seperti menyihir langkahku hingga kuputuskan untuk menghampirinya.

"Mengapa kau terdiam, siapa namamu?"

“Hei.. Heiko.."

"Baik heiko-chan, sekarang kau katakan padaku mengapa kau berada ditempat ini? dimana orang tuamu?"

Ia hanya menggeleng, dapat kupastikan pasti anak ini terlantar, mungkin orangtuanya sudah mati atau memang gadis kecil ini sengaja dibuang, sudah seminggu lebih kulihat ia berada disudut jalan ini.

“Maukah kau kubawa ke suatu tempat, dimana mungkin kau bisa mendapatkan makan dan tempat tinggal yang layak, bersediakah engkau?”

Lagi-lagi ia hanya terdiam, walaupun diamnya kuanggap iya.

“Baiklah, ikut denganku!”

Aku tak tahu tempat yang sesuai atau keluarga yang mau menerima anak ini, tapi kurasa ada satu tempat yang kutahu memerlukan kehadirannya disana. langkah kami berhenti didepan sebuah banguna yang cukup besar. Salah satu Okiya yang berada tak jauh dari tempat kutemukan gadis kecil tadi. Kebetulan aku cukup mengenal pemilik okiya ini, namanya mama-san, orangnya gemuk, tapi cukup ramah dan dibalik wajahnya yang sudah menua, masih tersisa rona kecantikan di balik kerutannya. Wajar saja, selain ia pintar berias diri, ia dulu adalah seorang geisha ternama pada jamannya.

“Selamat datang, Hideyori-san!” seorang penjaga dengan agak terbungkuk menyambut kami disertai langkah kaki wanita yang terburu-buru menyusul ke gerbang depan rumah.

“Oh.. rupanya tuan, marilah masuk kedalam, tuan” ajakan hangatwanitapemilik rumah menyambut kedatanganku

“Apa yang bisa kami bantu terkait kedatangan tuan ke sini?”

“Bukan saya Mama-san, anak ini!”

“Oh anak ini, siapakah anak ini, tuan?” sambil tersenyum seolah menduga-duga ada sesuatu hubungan antara aku dan gadis kecil. Dasar wanita! Pikirku.

“kudengar kau memerlukan pelayan di rumah okiya ini? kubawakan gadis kecil ini, mungkin saja bisa kau jadikan pelayan disini”

“Benar sekali tuan, memang kami memerlukan pelayan. Terima kasih tuan sudah sudi membantu” sambil matanya yang terus menatap kearah gadis kecil itu.

"Coba kau berdiri nak, biar kulihat dulu" sambungnya lagi

Gadis kecil itu berdiri dan dilanjuti dengan mama-san yang mendekat dan melihat gadis kecil tadi dengan tatapan yang cukup menelanjangi. aku pun cukup jengah melihat caranya memandangi gadis kecil itu, itupun baru ia hentikan setelah melihat wajah ketidaksenanganku

“Tapi tuan, melihat fisik gadis kecil ini, apa cocok sebagai pelayan? Ia akan jauh terlihat cantik dengan hiasan putih yang menghiasi wajahnya dan balutan kimono [5] dan Obi [6] yang serasi. Tentunya tuan sendiri tahu, okiya hamba ini sudah berhasil mencetak banyak maiko [7] menjadi geisha yang ternama”

“Mama-san!”

“Baik tuan, hanya pelayan, hanya pelayan saja”

****

(Bersambung)

Jakarta, 24 Oktober 2010

****

Penjelasan istilah-istilah diatas:

5. Kimono, pakaian tradisional masyarakat jepang, yang kalau diartikan secara harafiah adalah baju atau sesuatu yang dikenakan (ki berarti pakai, dan mono berarti barang), yang biasa digunakan pria dan wanita. untuk jaman modern, kimono sudah jarang digunakan dalam keseharian masyarakat jepang. biasanya pada acara-acara khusus.

6. Obi, adalah kain atau sabuk pelilit bagian perut/pinggang dan diikat pada bagian punggung.

7. Maiko, adalah istilah untuk Geisha magang, dimana pada fase ini seorang geisha magang masih harus mendapatkan bimbingan atau didikan dari geisha yang senior. geisha magang baru bisa menjadi geisha penuh setelah mencapai usia 18 tahun

****

Cerita Sebelumnya: Kematian Seorang Geisha (Antara Cinta, Kehormatan dan Kesetiaan Seorang Samurai) - Bag1 Cerita Selanjutnya: Kematian Seorang Geisha (Antara Cinta, Kehormatan dan Kesetiaan Seorang Samurai) - Bag3 Kematian Seorang Geisha (Antara Cinta, Kehormatan dan Kesetiaan Seorang Samurai) - Bag4

(Sumber referensi istilah wikipedia)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun