“Oh anak ini, siapakah anak ini, tuan?” sambil tersenyum seolah menduga-duga ada sesuatu hubungan antara aku dan gadis kecil. Dasar wanita! Pikirku.
“kudengar kau memerlukan pelayan di rumah okiya ini? kubawakan gadis kecil ini, mungkin saja bisa kau jadikan pelayan disini”
“Benar sekali tuan, memang kami memerlukan pelayan. Terima kasih tuan sudah sudi membantu” sambil matanya yang terus menatap kearah gadis kecil itu.
"Coba kau berdiri nak, biar kulihat dulu" sambungnya lagi
Gadis kecil itu berdiri dan dilanjuti dengan mama-san yang mendekat dan melihat gadis kecil tadi dengan tatapan yang cukup menelanjangi. aku pun cukup jengah melihat caranya memandangi gadis kecil itu, itupun baru ia hentikan setelah melihat wajah ketidaksenanganku
“Tapi tuan, melihat fisik gadis kecil ini, apa cocok sebagai pelayan? Ia akan jauh terlihat cantik dengan hiasan putih yang menghiasi wajahnya dan balutan kimono [5] dan Obi [6] yang serasi. Tentunya tuan sendiri tahu, okiya hamba ini sudah berhasil mencetak banyak maiko [7] menjadi geisha yang ternama”
“Mama-san!”
“Baik tuan, hanya pelayan, hanya pelayan saja”
****
(Bersambung)
Jakarta, 24 Oktober 2010