Mohon tunggu...
Arif Hidayat
Arif Hidayat Mohon Tunggu... -

yeehhaaaaaahhh..... udah gak kebalik lagiii :)\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Terima Kasih "Bokep", Kau Telah Menemaniku Ber-onani-ria

16 Oktober 2010   21:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:23 1630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumpah! ini adalah diskusi paling berat pada saat itu, sebelumnya jangankan ngebahas masalah yang berat seperti ini, diskusi masalah kuliah aja udah bikin pusing. Aku masih terdiam saat itu, Bokep juga, tapi diamnya beda, raut wajahnya seperti menyimpan kegusaran didalamnya. apa yang dipikirannya ya? apa ia merasa bersalah pada saya? entahlah, yang pasti saya yakin bukan kesenangan yang ia dapat, tak ada senyum tipis seperti biasa kalau argumentasi/pendapatnya unggul pada saat diskusi. Tapi ini bukan lagi diskusi biasa saya kira, takada ketok palu ataupun debat kusir yang diwarnai hujan interupsi. Ini adalah penetrasi, ya penetrasi! dan kami masing-masing sedang ber-onani-ria, onani pemikiran kami masing-masing, menyelami saraf-saraf impulsif dalam setiap butir-butir pikiran. bukanlah masalah siapa yang benar ataupun siapa yang kalah!, bukan pula ajang sou-of retorika belaka. ini penetrasi!, kepuasanlah yang kami cari, dan dalam kediaman ini saya menikmatinya.

"Kep, lu tau gak? kadang gw suka ngerasa kacau, jengah, sampe-sampe pernah gw ngalamin dis-orientasi kronis. trus gw shalat, gw curhat ama Tuhan, gw nangis, tapi gw gak ngerasa cengeng, gw ngerasa gw makin kuat, beban gw ilang!, enteng!, plong!. Lu pernah gak ngerasa kayak gitu? Menurut lu, Tuhan yang hadir saat itu Ada apa nggak? Apa perlu gw bunuh Tuhan?"

Ia menatap ke arah saya, cukup dalam saya rasa, raut wajahnya berubah, kali ini dengan senyum tipisnya. bukan senyum yang biasa ia kenakan, lebih dalam terlihat rasanya.

"Interupsi para senator kongres yang terhormat!, bisa minta perhatiannya sebentar?" suara melengking tadi meluncur dari mulut Tile, salah satu kawan di Kongres Mahasiswa juga. membuyarkan kami di tengah kenikmatan itu. tapi setidaknya saya sempat merasakan nikmatnya ejakulasi itu.

"Woii buruan! kapan mo mulai ni rapatnya kalo lu bedua masih pada nangkring diluar, si premo no udah uring-uringan nungguin yang lain pada blom dateng. lagian ngapain juga lu bedua ngomong dah kayak orang serius gitu, mo ngediriin agama baru lo pada? "

"Ahhh bawel lo ah, sebentar lagi gw masuk le, gw mo dzuhur dulu, Lu ikutan gak, kring?"

"Tadi udahan gw sebelum kesini, buruan sono kep!, dah mau masuk ashar tuh"

Dari belakang kuperhatikan langkahnya dan menghilang kedalam lorong tangga besi, yang terdengar hanya suara langkah diatas plat besi dan siulan yang cukup merdu dari bibir tipis yang baru saja tersenyum.

************

Jakarta,  17 Oktober 2010

Salam Hangat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun