KESIMPULAN
Pengembangan kopi Arabika di Kabupaten Enrekang yang mencakup analisa Internal serta eksternal dalam upaya pengembangan Agribisnis tanaman kopi arabika dengan aspek kekuatan terbesar dengan koefisien 0,339 adalah aspek ketersediaan lahan yang cukup luas untuk pengembangan produksi, dan faktor kelemahan terbesar dengan koefisien 0,140 adalah faktor pengolahan lahan pertanian kopi yang kurang maksimal menyebabkan produktifitas kopi di kabupaten Enrekang tergolong rendah.
Aspek eksternal yang mempengaruhi petani kopi dalam meningkatkan nilai ekonomi dan pengembangan Agribisnis kopi arabika adalah bagaimana menangkap peluang pengembangan tanaman dan produksinya dengan nilai koefisien tertinggi 0,259, dan peluang dimulainya pengembangan Institusi dan kelembagaan kopi di Kabupaten Enrekang.
Ancaman terbesar dengan nilai koefisien 0,150 adalah ancaman pengaruh politik global dan dalam negeri terhadap aktivitas ekspor-impor.DAFTAR PUSTAKA
Ariyanti W., A.Suryantini, Jamhari. 2019. Usahatani Kopi Robusta Di Kabupaten Tanggamus:Kajian Strategi Pengembangan Agrobisnis. Kawistara. 9(2):179-191.
Bangun RH. 2020. Analisis Perwilayah Komoditas Dan Kontribusi Kopi Arabika Terhadap Pembangunan Wilayah Kabupaten Tapanili Utara. Junal Agriuma. 2(1); 1-10
Bulan, C.D., 2021. Kopi Arabika Kalosi Enrekang-Arabica Coffee From Kalosi Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial Dan Humaniora, Vol. 7 (2) : 269- 284
Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan, 2004. Kebijakan Pengembangan Komoditas Perkebunan. Departemen Perkebunan, Jakarta.
Hariance, R., Rudi, F., Dan Faidil, T. 2016. Strategi Pengembangan Agribisnis Kopi Robusta Di Kabupaten Solok. J. Agrisep 15(1): 111-126
Kusmiati A, Windiarti R. 2011. Analisis Wilayah Komoditas Kopi Di Indonesia. JSEP. 5(2);47-58
Narulita, S., Winandi, R., Jahroh, S. (2014). Analisis Daya Saing Dan Strategi Pengembangan Agribisnis Kopi Indonesia. Jurnal Agribisnis Indonesia (Journal Of Indonesian Agribusiness), 2(1), 63-74