Mohon tunggu...
Adil dan Jusnita
Adil dan Jusnita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi menari dan menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Strategi Pengembangan Agribisnis Terpadu Kota Kopi Arabika di Kabupaten Engrekang

17 Januari 2023   16:45 Diperbarui: 18 Januari 2023   18:55 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN TERPADU KOTA KOPI ARABIKA DI KABUPATEN ENREKANG

Jusnita1, Adil Adi2

Universitas Muhammadiyah Palopo, Jl. Gen. Sudirman Km. 03, Binturu, Palopo  City, South Sulawesi, Indonesia E-mail :nia92841@gmail.com

ABSTRACT

Arabica Coffee is one of the Agribusiness commodities with high economic value for community in Enrekang district, South Sulawesi. To find out more about Arabica Coffee Agribusiness development strategy in Enrekang Regency so that rotation the economic value of the coffee commodity increases, so research is carried out with the following objectives: 

(1). Examine what important factors are Strengths, Weaknesses, Opportunities, and threats to the development of Arabica coffee agribusiness in Enrekang Regency from the aspect external and internal, and 

(2). Strategy for the development of Arabica coffee Agribusiness in Enrekang District. Information analysis consists of descriptive analysis and 3-step analysis strategy formulation. The analytical tool used to formulate a strategy is a matrix IFE, EFE Matrix. Based on the results of the analysis obtained, the priority strategies are Those selected are: 

1. Strategy for Increasing Arabica Coffee Production and agribusiness with using the availability of land and skilled human resources. 2. Maintain excess coffee products as well ability to meet the growing demand for coffee enthusiasts 

3. Optimizing processing of land for the development of coffee planting business through integrated activities agriculture and plantations as well as the need to obtain training in Agribusiness and development integrated Arabica coffee farming. 4. Make maximum use of excess resources (Man, Nature, Machine). Important Strategy Formulation for policy makers in the district Enrekang to support the development of the Arabica Coffee commodity and the welfare of farmers.

Keywords: Strategy, Agribusiness, Arabica Coffee, Enrekang

ABSTRACT

Kopi Arabika merupakan salah satu komoditas Agribisnis bernilai ekonomi tinggi bagi masyarakat di kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Guna mengetahui lebih dalam mengenai strategi pengembangan Agribisnis Kopi Arabika Di Kabupaten Enrekang sehingga perputaran nilai ekonomi komoditi kopi lebih meningkat maka dilakukan penelitian yang bertujuan: (1). Menelaah Faktor- faktor penting apa saja yang jadi Kekuatan, kelemahan, Peluang, serta ancaman untuk pengembangan agribisnis kopi arabika di Kabupaten Enrekang dari aspek eksternal dan Internal, dan (2).

 Strategi untuk pengembangan Agribisnis kopi arabika di Kabupaten Enrekang. Analisa informasi terdiri dari analisa deskriptif serta analisa 3 langkah perumusan strategi. Alat analisa yang dipakai untuk merumuskan strategi merupakan matriks IFE, Matriks EFE. Berdasarkan pada hasil analisa yang diperoleh maka prioritas strategi yang diseleksi itu merupakan: 

1. Strategi Peningkatan Produksi dan agribisnis Kopi Arabika dengan menggunakan ketersediaan lahan serta SDM yang ahli.

 2. Menjaga kelebihan produk kopi serta kemempuan memenuhi permintaan peminat kopi yang terus bertambah 3. Mengoptimalkan pengolahan tanah untuk pengembangan usaha pertanaman kopi melalui kegiatan terpadu pertanian dan perkebunan serta kebutuhan memperoleh pelatihan Agribisnis dan pengembangan usaha tani Kopi Arabika terpadu. 

4. Memanfaatkan secara maksimal kelebihan sumber daya (Manusia, Alam, Mesin). Rumusan Strategi Penting bagi pemangku kebijkaan di kabuaten Enrekang guna mendukung pengembangan komoditi Kopi Arabika dan kesejahteraan petani.

Kata Kunci: Strategi, Agribisnis, Kopi Arabika, Enrekang

PENDAHULUAN

Kopi menjadi salah satu harapan barang perkebunan yang semenjak lama jadi pelopor perkeonomian di Indonesia yang memiliki angka ekspor yang cukup tinggi. Tidak hanya selaku sumber pendapatan masyarakat, pula selaku pangkal lapangan kegiatan, serta pangkal pemasukan devisa Negeri (Ariyanti et al, 2019).

Kopi pula berfungsi selaku fasilitator lapangan kegiatan serta pangkal pemasukan untuk warga (Thamrin, 2016). Tidak hanya itu, kopi jadi barang ekspor terutama kedua dalam perdagangan garis besar, sehabis minyak alam. Pengembangan usahatani ataupun agroindustri kopi ada faktor- faktor yang wajib dipikirkan dari terdapatnya kesempatan serta tantangan. Tersedianya tanah, pasar lokal serta pasar global. Butuh terdapatnya penopang alat serta infrastruktur selaku sarana dan kelembagaan (Hariance et al, 2016).

Strategi Pengembangan agribisnis kopi yang baik dan terencana hendaknya merupakan sistem yang terintegrasi secara veritikal dan horizontal dengan semua system dan subsistem pendukung yang ada. Integrasi secara vertikal daimaksud adalah keterpaduan sistem komoditas kopi dimana usahatani dihubungkan dengan stakeholder yang telibat dalam pengelolaan dan agribisnis kopi baik di hulu (on farm) maupun Hilir (off farm) atau mulai dari produsen Petani, penyalur input (saprodi), pengelolaan usaha tani, pedagang penumpul dan pedagang besar, usaha pengolahan hasil, pedagang pengecer, eksportir sampai kepada konsumen domestik dan konsumen luar negeri, sedangkan yang dimaksud. Integrasi secara horizontal adalah keterpaduan / keterkaitan antar lini komoditas baik antar tingkat usaha yang sama mapun antar pelaku dalam komoditas yang sama seperti, penggunaan input/bahan baku, penggunaan peralatan produksi yang sama untuk menghasilkan produk yang sama, serta penciptaan strategi produk yang sama.

Bersumber pada sumberdaya alam, agroklimat serta kondisi alam yang sesuai buat pertanian kopi dan kesempatan kopi di pasar lokal ataupun global, Kabupaten Enrekang sebaiknya sanggup meningtingkatkan produktivitasnya. Strategi pengembangan kopi butuh dikenal mengenai masalah yang lagi dialami dan usaha yang wajib dicoba dalam pengembangan kopi Arabika spesialnya di area Kabupaten Enrekang, sebab wilayah itu ialah salah satu wilayah yang memiliki kemampuan penghasil kopi Arabika. Pengembangan sesuatu area barang pertanian didasarkan pada peluang barang serta kemampuan area alhasil pemograman area yang mempunyai barang favorit dalam pembangunan pantas dicermati (Bangun, 2020).

Sebagian hambatan yang dialami dilapangan antara lain daya produksi kecil, kelembagaan petani belum kokoh, rasio poin tambah usahatani kopi yang dinikmati oleh petani masih kecil (Narulita et al, 2014). Memandang situasi kasus itu sehingga buat pengembangan kopi di kabupaten Enrekang butuh buat dikaji dengan impian bisa tingkatkan daya produksi. Alhasil bisa membagikan hasil ataupun partisipasi kepada kenaikan keselamatan petani. Oleh sebab itu, dibutuhkan suau penelitian perihal kelemahan serta halangan dalam pengembangan kopi Arabika di kabupaten Enrekang. Riset ini dilakukan dengan tujuan untuk merumuskan strategi pengembangan Agribisnis kopi Arabika di Kabupaten Enrekang.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Nasution (2001) menyatakan penelitian deskriptif adalah memberikan gambaran yang lebih jelas tentang situasi sosial. Umiyati (20012) menyatakan penelitian tipe deksriptif kualitatif adalah mendiskripsikan fakta-fakta pada tahap awal, dengan tujuan mengungkapkan gejala yang bersifat kualitatif secara lengkap terhadap aspek lingkungan, dan ekonomi yang dilihat.

Tipe informasi yang dipakai pada riset ini merupakan informasi kualitatif. Informasi kualitatif merupakan informasi yang diklaim dalam wujud angka, ataupun dengan informasi yang disuguhkan dalam kalimat yang memiliki arti. Informasi kualitatif pada riset ini berbentuk informasi hasil tanya jawab, memo di lapangan serta akta sah. Sehabis itu informasi digabungkan kemudian diolah serta dipaparkan berupa informasi. Evaluasi deskriptif (kualitatif) ialah dimana mencakup pengumpulan informasi buat dicoba anggapan ataupun menanggapi persoalan hal status terakhir dari poin riset.

Metode pengumpulan informasi yang dipakai buat mendapatkan informasi pada riset ini lewat pemantauan, wawancara dan penarikan kuesioner. Pengumpulan data dalam riset ini memakai pengumpulan angket pada pihak-- pihak yang berhubungan. Tata cara analisa informasi yang dipakai dalam riset ini merupakan deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tata cara yang dicoba merupakan dengan menganalisa area dalam( kekuatan serta kelemahan) serta eksterna ( peluang serta ancaman) industri yang jadi dasar buat melaksanakan analisa SWOT.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Faktor-Faktor Internal (Strengths and Weakness)

Bersumber pada hasil riset area dalam pengembangan kopi Kabupaten Enrekang, hingga didapat aspek strategi dalam yang berbentuk daya serta kelemahan. Ada pula aspek aspek strategi internal sebagai berikut :

1. Kekuatan (Strengths)

a. Ada Sumber Daya Alam yang sesuai

b. Memiliki tanah yang diolah sendiri

c. Profit Ekonomis Kopi maksimal

d. Ketersediaan Lahan yang Cukup Luas

e. Sumber Daya Manusia yang ahli dalam menghasilkan produksi kopi

f. Terdapat mesin pengolahan kopi yang bisa menghasilkan citarasa kopi yang bagus.

g. Banyaknya peminat kopi arabika dari Kabupaten Enrekang

2. Kelemahan (weaknesses)

a. Minimnya pemeliharaan mesin buat memproduksi kopi

b. Memerlukan durasi yang lumayan lama

c. Minimnya konsistensi petani kopi

Faktor - Faktot Eksternal (Opportunity and Threats)

Bersumber pada hasil riset area eksternal kopi arabika dari Kabupaten Enrekang, sehingga didapat sebagian aspek strategi yang berbentuk kesempatan serta kerawanan. Ada pula aspek aspek strategi eksternal tersebut adalah :

1. Peluang (Opportunities)

a. Mulai berkembang jaringan bisnis kopi di Enrekang

b. Instansi Pertanian serta Perkebunan memberikan advokasi dan pelatihan pada warga

c. Kemajuan IPTEKS

d. Terdapat kecenderungan semakin banyak orang menggemari minum kopi

e. Pasar terbuka bebas yang terbuka baik domestic maupun internasional

f. Maraknya kebiasaan minum kopi jadi kesempatan pengembangan kopi

g. Penjualan kopi bersertifikat dapat mendunia

h. Kelebihan produk kopi khas Enrekang (kopi Kalosi dan lain-lain)

2. Ancaman ( Threats)

a. Kompetisi produk kopi yang terus bertambah terutama dari luar Enrekang

b. Pemerintah Enrekang lemah dalam menjalin kerjasama pada stakeholder

c. Kopi adalah komoditi umum sehingga aktivitas ekspor impor amat dipengaruhi kondisi Sosial, politik dan Ekonomi sesuatu Negara.

Rangkuman Aspek aspek eksternal maupun internal tersebut diperoleh dari hasil tanya jawab dengan cara langsung dengan beberapa responden.

Analisis matriks IFE agribisnis Kopi Arabika di kabupaten Enrekang ditunjukkan pada Matriks Tabel 1.

Tabel 1. Matriks IFE strategi agribisnis Kopi Arabika di kabupaten Enrekang

 

Faktor internal Kekuatan

Bobot Rata-rata

Rating rata-rata

Bobot skor rata - rata

Adanya SDA yang mendukung

0,083

3,6

0,299

Memiliki tanah produksi sendiri

0,082

3,9

0,318

Profit optimal

0,088

3,4

0,297

Tersedianya tanah yang cukup luas

0,087

3,9

0,339

SDM yang terampil dalam menghasilkan produksi kopi

0,083

3,8

0,310

Terdapatnya mesin Pengolahan kopi bisa memacu produksi kopi yang baik

0,088

3,3

0,286

Banyaknya Penikmat kopi arabika dari Enrekang

0,086

3,8

0,321

Jumlah

 

 

2,171

Kelemahan

 

 

 

Minimnya pemeliharaan mesin buat memproduksi kopi

0,081

1,5

0,122

Memerlukan durasi yang lumayan lama

0,079

1,8

0,139

Pengerjaan tanah pertanian kopi yang kurang maksimum menyebabkan minimnya produktifitasnya

0,086

1,6

0,140

Inkonsistensi petani kopi untuk serius dalam usahatani kopi

0,080

1,6

0,131

Terbatasnya jumlah tenaga kerja pekebun kopi menyebabkan turunnya kemampuan petani kopi

0,076

1,8

0,134

Jumlah

 

0,665

Jumlah Total

 

 

2,836

 

Matriks pada Tabel 1 Menujukkan factor strategi dalam hal ini apa yang menjadi kekuatan serta kelemahan penting dalam usaha keberlanjutan agribisnis Kopi Arabika. Faktor kekutan yang terbesar untuk pengembangan agribisnis kopi arabika dengan skor 0,339 dan kelemahan yang terlihat besar diantaranya adalah faktor budidaya dalam hal pengolahan tanah yang baik untuk meningkatkan produktivitas dengan skor 0,140. Totalitas keseluruhan angka rata-rata dari matrix IFE adalah 2,836, yang berarti perkembangan agribisnis kopi arabika terletak pada nilai umum (2,00-2,99) yang mempunyai posisi internal yang sedang dalam menggunakan kekuatan dan memperbaiki/mengurangi kelemahan. Dalam matrix terlihat Salah satu kekuatan terbesar dalam peluang pengembangan agribisnis kopi di kabupaten Enrekang adalah faktor Luas lahan. Luas lahan yang dimiliki sangat berpengaruh terhadap besar tidaknya hasil produksi yang didapatkan. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin luas lahan yang dimiliki pekebun/petani kopi, maka semakin besar pula hasil produksi yang diperoleh, sehingga besar kemungkinan untuk meningkatkan pendapatan agribisnis Kopi.

Tahap Pengambilan Keputusan

Menurut Nalurita et al. (2014), Beberapa kondisi faktor yang mempengaruhi tingkat daya saing agribisnis kopi di Indonesia adalah faktor pengelolaan sumberdaya alam terhadap tanaman kopi, keahlian dan kemampuan sumberdaya manusia pengelola agribisnis kopi, aplikasi dan infiltrasi iptek, permodalan, dan sumberdaya infrastruktur pendukung dunia usaha kopi. Sehingga Berdasarkan hasil analisis IFE, EFE dan SWOT, maka rangkuman strategi yang dapat diambil dalam pengembangan agribisnis terpadu kopi Arabika di kabupaten Enrekang diantaranya berdasarkan urgensi adalah :

  • Meningkatkan Produksi dan produktivitas dengan memanfaatkan ketersediaan lahan yang memadai serta SDM pengelola kopi yang cukup ahli dan kompeten berdasarkan pengalaman yang cukup lama
  • Meningkatkan konektivitas pada instansi atau industry yang bergerak pada sector Agribisnis atau pemasaran kopi arabika
  • Mempertahankan mtu dan keunggulan produk kopi terutama kopi khas yang sudah dikenal dunia seperti kopi Kalosi, serta memenuhi keinginan peminat kopi yang terus bertambah
  • Memaksimalkan pengolahan tanah dan budidaya yang baik melalui kegiatan usahatani terpadu dengan bermitra dengan Instansi pemerintah maupoun swasta (Dinas pertanian / perkebunan, Perusahaan swasta) dimana akan diperoleh bantuan teknis berupa pelatihan dan penyuluhan pada petani/pekebun.
  •  Meningkatkan pengunaan teknologi mesin atau mekanisasi pertanian terutama dalam proses panen dan pasca-panen untuk menjaga mutu serta produksi kopi.

KESIMPULAN

Pengembangan kopi Arabika di Kabupaten Enrekang yang mencakup analisa Internal serta eksternal dalam upaya pengembangan Agribisnis tanaman kopi arabika dengan aspek kekuatan terbesar dengan koefisien 0,339 adalah aspek ketersediaan lahan yang cukup luas untuk pengembangan produksi, dan faktor kelemahan terbesar dengan koefisien 0,140 adalah faktor pengolahan lahan pertanian kopi yang kurang maksimal menyebabkan produktifitas kopi di kabupaten Enrekang tergolong rendah.

Aspek eksternal yang mempengaruhi petani kopi dalam meningkatkan nilai ekonomi dan pengembangan Agribisnis kopi arabika adalah bagaimana menangkap peluang pengembangan tanaman dan produksinya dengan nilai koefisien tertinggi 0,259, dan peluang dimulainya pengembangan Institusi dan kelembagaan kopi di Kabupaten Enrekang.

Ancaman terbesar dengan nilai koefisien 0,150 adalah ancaman pengaruh politik global dan dalam negeri terhadap aktivitas ekspor-impor.DAFTAR PUSTAKA

Ariyanti W., A.Suryantini, Jamhari. 2019. Usahatani Kopi Robusta Di Kabupaten Tanggamus:Kajian Strategi Pengembangan Agrobisnis. Kawistara. 9(2):179-191.

Bangun RH. 2020. Analisis Perwilayah Komoditas Dan Kontribusi Kopi Arabika Terhadap Pembangunan Wilayah Kabupaten Tapanili Utara. Junal Agriuma. 2(1); 1-10

Bulan, C.D., 2021. Kopi Arabika Kalosi Enrekang-Arabica Coffee From Kalosi Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial Dan Humaniora, Vol. 7 (2) : 269- 284

Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan, 2004. Kebijakan Pengembangan Komoditas Perkebunan. Departemen Perkebunan, Jakarta.

Hariance, R., Rudi, F., Dan Faidil, T. 2016. Strategi Pengembangan Agribisnis Kopi Robusta Di Kabupaten Solok. J. Agrisep 15(1): 111-126

Kusmiati A, Windiarti R. 2011. Analisis Wilayah Komoditas Kopi Di Indonesia. JSEP. 5(2);47-58

Narulita, S., Winandi, R., Jahroh, S. (2014). Analisis Daya Saing Dan Strategi Pengembangan Agribisnis Kopi Indonesia. Jurnal Agribisnis Indonesia (Journal Of Indonesian Agribusiness), 2(1), 63-74

Tanan, A., 2012. Strategi Pengembangan Agribisnis Kopi Arabika Di Tana Toraja. Agrosaint UKI Toraja, 3 (2) : 308 -318

Thamrin, S. 2013. Efisiensi Produksi, Perilaku Petani Terhadap Risiko Dan Keberlanjutan Usahatani Kopi Arabika Di Kabupaten Enrekang. [PhD-Thesis] Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

Thamrin, S. 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Kopi Arabika Di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan. Agric, 26(1), 1-6

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun