Mohon tunggu...
Jusak
Jusak Mohon Tunggu... Konsultan - Pelatih Hukum Ketenagakerjaan Pro Bono dan Direktur Operasional di Lembaga Pendidikan

Memberi pelatihan kasus-kasus ketenagakerjaan berdasarkan putusan hakim, teamwork, kepemimpinan. Dalam linkedin, Jusak.Soehardja memberikan konsultasi tanpa bayar bagi HRD maupun karyawan yang mencari solusi sengketa ketenagakerjaan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Selamat Tinggal PHK yang Efisien. Saatnya Transparansi dan Kepercayaan: Tugas Utama HRD "Era Baru"

3 November 2024   07:20 Diperbarui: 3 November 2024   15:55 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Turnover atau perpindahan karyawan yang tinggi bukan hanya merugikan secara finansial, tetapi juga berisiko mengganggu stabilitas operasional. Dalam jangka panjang, kehilangan karyawan berpengalaman dapat merusak produktivitas dan mempengaruhi citra perusahaan di mata karyawan dan masyarakat luas.

Selain itu, keterbukaan dapat mengurangi konflik internal dan kesalahpahaman. Ketika karyawan merasa didengar dan dilibatkan, mereka akan lebih menghormati kebijakan perusahaan dan memahami tantangan yang dihadapi. Hal ini akan membantu menciptakan budaya kerja yang positif dan harmonis.

Mempertimbangkan Tantangan dan Peran HRD dalam Membangun Kepercayaan

Tentu saja, membangun kepercayaan dan transparansi bukanlah hal yang mudah. Peran HRD menjadi sangat krusial di sini, yaitu sebagai mitra bisnis strategis yang mampu menjembatani kepentingan manajemen dan karyawan. Dave Ulrich, seorang pakar HR terkenal, menyatakan bahwa "HR bukan hanya tentang HR, tetapi tentang menciptakan nilai tambah bagi perusahaan dan pekerja." Dalam konteks ini, nilai tambah yang dimaksud adalah menciptakan hubungan yang harmonis dan saling percaya antara manajemen dan karyawan.

Coba bayangkan, HRD membuka ruang bagi karyawan untuk berbicara---keluhan, masukan, semua didengar. Dialog terbuka menciptakan suasana yang nyaman, transparan. Kemudian, karyawan dilibatkan dalam keputusan-keputusan penting, terutama yang terkait langsung dengan pekerjaan mereka. 

Rasa dihargai muncul, semangat mereka pun bertambah. Lalu, setiap kebijakan baru atau perubahan disampaikan dengan jujur. Tak ada lagi kebingungan atau rasa cemas yang membuat karyawan ingin meninggalkan perusahaan, hanya komunikasi yang jernih dan keinginan untuk terus berinovasi dan turut membangun perusahaan. Dari sinilah hubungan yang kuat terbentuk---kepercayaan pada manajemen pun tumbuh, menciptakan ikatan yang lebih solid dan harmonis dalam perusahaan.

Menghadapi Persaingan dengan Budaya Transparan: Apa Pentingnya?

Pada akhirnya, transparansi dan kepercayaan bukan hanya soal hubungan antara manajemen dan karyawan. Ini juga bisa menjadi keunggulan kompetitif yang membedakan perusahaan dari para pesaing. Perusahaan yang memiliki budaya kerja yang positif, transparan, dan terbuka akan lebih menarik bagi calon karyawan dan memiliki peluang lebih besar untuk bertahan dalam jangka panjang.

Membangun transparansi dan kepercayaan memang membutuhkan waktu dan upaya yang besar, namun hasilnya akan sangat berarti bagi stabilitas dan kesuksesan perusahaan di masa depan.

"Kepercayaan adalah dasar dari semua hubungan yang bermakna. Tanpa kepercayaan, kita hanya berjalan di tempat."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun