Mohon tunggu...
Nisfa Elfianti
Nisfa Elfianti Mohon Tunggu... Jurnalis - Script Writer

Saya merupakan sarjana ilmu komunikasi yang memiliki kemampuan dalam menulis produk jurnalistik, naskah radio, naskah video animasi serta hal lain yang berkaitan dengan bidang penulisan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Seorang Tukang Parkir Yang Tinggal Di Tengah Rimbunan Pohon

18 Maret 2019   11:56 Diperbarui: 24 Maret 2019   18:45 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu sudut rumah Pian (40) yang menjadi tempat untuk menaruh botol bekas

Jika memiliki waktu kosong, Pian juga mengisinya dengan mencari botol bekas dan rongsokan lainnya disekitar Gang Kelor dan jalan yang dilaluinya. Hal itu Ia lakukan tak lain adalah untuk menambah penghasilannya. Walaupun hasilnya tak seberapa, tapi berapa pun uang yang didapatnya sangat berarti untuknya dan keluarga.

Salah satu sudut rumah Pian (40) yang menjadi tempat untuk menaruh botol bekas
Salah satu sudut rumah Pian (40) yang menjadi tempat untuk menaruh botol bekas
"Kalau dibilang cukup atau tidak penghasilannya, ya belum tapi dicukup-cukup kan aja. Yang namanya hidup harus terus dijalani aja. Ya, ini berantakan botol bekas dimana-mana buat dijual nanti. Gak ada tempat lagi jadi ditaro gitu aja, diluar juga ada. Dari cari rongsokan seminggu bisa dapet 20 kg, dijual dapet 150 ribu, lumayan buat jajan anak," tuturnya.

Walaupun sudah 12 tahun tinggal di Gang Kelor, di kesehariannya, keluarga Pian dapat dibilang kurang bersosialisasi dengan tetangga dan warga sekitar rumahnya. Kesibukannya dalam mencari nafkah menjadi alasan Pian. Otih, Istrinya pun jarang melakukan komunikasi dengan para tetangganya. Sifatnya yang memang pendiam dan harus membawa ketiga anaknya jika kemana-mana juga menjadi alasannya.

"Jarang keluar rumah ya Istrinya, apalagi Pak Piannya kan dari subuh udah pergi kerja. Memang Pendiem keluarganya tuh. Tapi kalau ada kegiatan warga, kaya kerja bakti suka pada ikut keluar rumah dan bantu. Atau acara perlombaan kaya 17 Agustus gitu, anak-anaknya suka diajak ikut lomba juga walaupun pada malu karena jarang main sama anak lain," ujar Firdaus, tetangga yang rumahnya tak jauh dari rumah Pian ketika di temui di rumahnya, Minggu (17/03).

Begitu pun pendapat dari Rudi, selaku Ketua RT 04 Rw 10 Gang Kelor mengenai bagaimana kehidupan dan keadaan ekonomi warganya.

"Di RT 04 RW 10 ini memang ada beberapa warga yang punya keadaan ekonomi yang bisa dibilang sangat kurang ya, sekitar 5 kepala keluarga. Mereka ini yang sangat intensif diberi berbagai bantuan dan santunan baik dari pemerintah maupun swadaya warga. Salah satunya Pak Pian dan keluarga ini," ujar Rudi ketika di temui saat kegiatan kerja bakti mingguan warga RT 04 RW 10, Minggu (17/03).

Bantuan dari pemerintah tersebut seperti RASKIN (Beras untuk Rumah Tangga Miskin), ataupun bantuan untuk anak sekolah yaitu KIP (Kartu Indonesia Pintar).

"Dari KIP itu gak tentu dapetnya ya, tahun ini agak besar Rp. 1.300.000 dapetnya. Tapi dua kali ambil, yang pertama 1 juta, terus kemaren ambil lagi dapet 300 ribu," ujar Pian sambil berbicara mengarah kepada istrinya untuk memastikan.

Baik keluarga Pian dan warga lain yang keadaan ekonominya kurang, juga mendapatkan bantuan yang berasal dari Majelis Ta'lim di Masjid Nurul Akbar, maupun Ibu-Ibu pengajian Gang Kelor RW 10.

"Kalau yang dari Masjid Nurul Akbar ini pemberian bantuannya 1 bulan sekali, bantuannya itu dari sumbangan Ibu-Ibu pengajian aja, dan juga ada donatur nya sih yang memang sudah rutin memberi. Kalau yang dari pengajian RW 10 itu tidak banyak, hanya sedikit dari Ibu-Ibu pengajian saja. Ya istilahnya hanya untuk nambah uang jajan anak-anaknya," tutur Lia selaku humas Majlis Ta'lim Masjid Nurul Akbar Gang Kelor, sekaligus anggota pengajian RW 10, ketika ditemui dirumahnya pada Minggu (17/03).  

Bantuan-bantuan yang diterima keluarga Pian tersebut sejatinya, sangatlah berarti untuk membantu memenuhi segala kebutuhannya. Tak harus menunggu bantuan dari pemerintah, uluran tangan warga dan bantaun dari tetangga sangatlah diperlukan untuk membantu warga yang tidak berkecukupan. Serta sebagai bentuk menjalin hubungan yang baik antar tetangga, agar tidak adanya kesenjangan sosial yang terjadi akibat perbedaan tingkat ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun