Mohon tunggu...
Jurnalisgalau
Jurnalisgalau Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Hari Gini Masih Percaya Sudirman Said

30 November 2015   23:10 Diperbarui: 5 Desember 2015   08:38 5425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari tahun ke tahun Freeport terus mereguk untung besar dari penambangan emas, perak dan tembaga terbesar di dunia ini berbanding terbalik dengan Freeport, penduduk lokal Papua makin bertambah miskin. Bisa dilihat buruknya angka kesejahteraan manusia di Kabupaten Mimika, lokasi dimana Freeport berada. Pada tahun 2005 misalnya, Kemiskinan rakyat Papua mencapati 80.07% atau 1,5 juta penduduk. Hampir  seluruhnya adalah warga asli Papua sebesar 66% dan umumnya tinggal di pegunungan tengah, Wilayah Kerja dimana Freeport berada.

Ketika Freeport akhirnya menyetujui kesepakatan perubahan Kontrak Karya menjadi IUPK, patutlah kalau penonton menjadi bertanya-tanya : INGAT INI FREEPORT LOH, Perusahaan tambang terbesar dan terkaya di dunia. Ingat Bung Karno bilang : Jas Merah. Jangan sekali-kali melupakan sejarah dan ingatlah apa yang telah dialami Negara kita tercinta demi memuluskan jalan masuk Freeport ke Indonesia.

Ingat pula bahwasanya beredar kabar, masih ada 2 cadangan sebesar Grasberg lagi yang sedang menunggu digarap di Papua. Seperti yang dilansir dari laman Antara.com (15/02) bahwa pengembangan Tambang bawah tanah DMLZ dan GBC akan dioperasikan untuk menggantikan Grasberg Mine dan DOZ (Deep Ore Zone) yang menjelang habis cadangan mineralnya.

Cadangan Grasberg Mine akan habis tahun 2017 dan DOZ pada akhir tahun ini. DMLZ mempunyai cadangan tambang 526 juta ton, sedangkan cadangan GBC lebih banyak dua kali lipatnya, atau 999.6 juta ton. Pengembangan kontruksi DMLZ akan berakhir pada tahun ini sedangkan GBC pada tahun 2017. 

Jadi apakah semudah itu Freeport akan menyerah dan takluk hanya pada seorang Sudirman Said? Rasanya seperti menunggu matahari terbit dari barat, pemberi Harapan Palsu (PHP) kalau dibahasa gaulkan, maka sangatlah menggelikan, melihat tagar #SaveSudirmanSaid beredar di media sosial, bukankah seharusnya yang benar adalah tagar #NasionalisasiFreeportatauJokowiTurun, Negeri ini gudangnya orang pintar, jadi tolong jangan fanatisme buta membuat kita senaif itu!!! Jadi janganlah terfokus kepada adegan ekstra, fokuslah kepada ending dari adegan utama : Beranikah Pemerintahan Jokowi menasionalisasi Freeport?  

Bukankah jika kita mau berpikir sedikit saja dan melihat secara objektif, ini sebenarnya adalah ujian sesungguhnya untuk Pemerintahan Jokowi? Ini Jokowi LOH, Presiden Nawacita, Presiden Trisakti, Presiden Pilihan Rakyat. Jadi sekaranglah waktunya membuktikan Jargonmu Pak Jokowi, #Ayokerja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun