Lebih baik meniti jalan pelan-pelan. Bukankah yang penting kita sama-sama nyaman?
KITA TAK AKAN LUPA BATASAN
Tak perlu melapor padaku di mana dirimu setiap waktu. Tak perlu juga mengucap“Happy monthliversary!” padaku di media sosial setiap bulan. Kita tak perlu terus menerus berdua, tak perlu terlalu mesra dan membuat risih orang-orang di sekitar kita. Pun tak perlu kau menganggapku satu-satunya hal penting dalam hidupmu. Jangan sampai, karena aku kau menggadaikan hubungan dekat dengan teman-temanmu — atau mensabotase mimpi dan ambisimu. Aku menyayangimu, karena itu aku tak menginginkan hal itu.
Kita jalani saja hubungan ini pelan-pelan. Yang terpenting adalah kita sama-sama merasa nyaman. Hubungan yang baik akan membuat kedua orang di dalamnya berkembang.
Ada alasan kenapa aku tak ingin berlebihan. Di tahap ini perpisahan masih mungkin terjadi — dan kita harus hati-hati. Perpisahan masih mungkin terjadi. kita harus hati-hati
Bukannya aku pesimis. Namun tak bisa dipungkiri, pada tahap ini perpisahan masih mungkin terjadi. Kelihatannya mungkin mustahil karena sekarang, bertengkar saja kita jarang. Aku pribadi pun yakin kita punya masa depan. Namun tak ada yang bisa menafikan bahwa hubungan kita masih ada di tahap penjajakan. Semakin lama, semakin banyak tantangan yang akan bermunculan. Meskipun ingin, tidak ada yang bisa menjamin kita bisa terus bertahan.
Memberi kasih sayang berlebihan dalam hubungan yang akhirnya bubar akan membuat siapapun menyesal. Tak henti-henti kau berpikir kau telah membuat kebodohan. Karena dirimu sudah berkorban jauh lebih banyak hal dari yang wajar, hubungan yang sudah bubar itu tak bisa begitu saja kau lepaskan.
Dengan menyayangi satu sama lain sewajarnya, aku ingin menghindarkan kita dari penyesalan yang sia-sia. Jika toh semesta tak berkata iya, kita akan lebih mudah bersikap legawa dan menegakkan kepala. Tak perlu menyesal karena sempat menjadi bodoh atas nama cinta.
Toh akan ada saat di mana kita tak perlu lagi mengerem kemesraan. Kita akan sabar menunggu, sampai saat itu datang.