Mohon tunggu...
Royke Kumowal
Royke Kumowal Mohon Tunggu... profesional -

Lulusan Sarjana S1 yang sedang melanjutkan studi S2 di Apollos Jakarta.\r\n\r\nAktif di Kompasiana dan menyukai dunia jurnalistik.\r\n\r\nPernah bekerja sebagai Reporter/ wartawan di PurnamaNews dan seorang citizen journalist.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sebelum Sampai ke Jenjang Pernikahan, Tak Usah Mencintaiku dengan Berlebihan

1 Desember 2015   00:39 Diperbarui: 1 Desember 2015   01:08 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="SEBELUM SAMPAI KE JENJANG PERNIKAHAN, TAK USAH MENCINTAIKU DENGAN BERLEBIHAN"][/caption]

 

Hampiri aku dan duduklah sebentar. Beri waktumu untukku barang satu-dua jam. Ada yang ingin aku ceritakan, sejak beberapa waktu silam.

(Semoga kau tak sedang terburu-buru atau tengah sibuk menyelesaikan sesuatu. Beristirahatlah sejenak dari mengejar dunia yang toh tidak pernah berbalik mengejarmu.)

Telah untuk berapa waktu kau dan aku bersama? Rasanya sudah lama sekali. Apa yang dilakukan tanganku sebelum menggenggammu, aku sudah tak ingat lagi. Semakin hari, semakin mudah meyakinkan diri bahwa kita memang digariskan untuk saling menyayangi.

Tapi ada satu hal yang ingin aku katakan. Sebelum hubungan kita benar-benar sampai ke jenjang pernikahan, tak usahlah kita berlebihan. Banyak pasangan yang sibuk mengumbar kemesraan, atau melakukan hal yang tak seharusnya atas nama kasih sayang. Tak usah kita meniru mereka. Apapun yang kau rasa, berjanjilah: jangan sampai kita mandam, terleka, lalu lupa pada batasan dan norma.

Aku ingin hubungan yang tak berlebihan. Yang mencintai dengan wajar sesuai kadar dan takaran

 

KITA JALANI INI DENGAN WAJAR

Aku ingin hubungan yang tak berlebihan, yang mencintai sesuai takaran. Waktu berdua cukup dihabiskan untuk saling bercerita dan menggenggam tangan. Tak masalah pula pergi berdua cukup jauh untuk bertualang, mengambil gambar di tempat-tempat indah untuk dijadikan kenangan. Asal kita tak lupa bahwa ada hal-hal yang memang belum layak dilakukan sebelum pernikahan.

Menghabiskan waktu di tempat gelap berdua terdengar sangat kekanakan dan tak dewasa. Tak perlu jugalah kita mengumbar kemesraan di depan publik seolah dunia hanya milik kita saja. Tanpa melakukan hal-hal berlebihan ini, bukankah kita juga sudah bahagia?

Lebih baik meniti jalan pelan-pelan. Bukankah yang penting kita sama-sama nyaman?

 

KITA TAK AKAN LUPA BATASAN

Tak perlu melapor padaku di mana dirimu setiap waktu. Tak perlu juga mengucap“Happy monthliversary!” padaku di media sosial setiap bulan. Kita tak perlu terus menerus berdua, tak perlu terlalu mesra dan membuat risih orang-orang di sekitar kita. Pun tak perlu kau menganggapku satu-satunya hal penting dalam hidupmu. Jangan sampai, karena aku kau menggadaikan hubungan dekat dengan teman-temanmu — atau mensabotase mimpi dan ambisimu. Aku menyayangimu, karena itu aku tak menginginkan hal itu.

Kita jalani saja hubungan ini pelan-pelan. Yang terpenting adalah kita sama-sama merasa nyaman. Hubungan yang baik akan membuat kedua orang di dalamnya berkembang.

Ada alasan kenapa aku tak ingin berlebihan. Di tahap ini perpisahan masih mungkin terjadi — dan kita harus hati-hati. Perpisahan masih mungkin terjadi. kita harus hati-hati

Bukannya aku pesimis. Namun tak bisa dipungkiri, pada tahap ini perpisahan masih mungkin terjadi. Kelihatannya mungkin mustahil karena sekarang, bertengkar saja kita jarang. Aku pribadi pun yakin kita punya masa depan. Namun tak ada yang bisa menafikan bahwa hubungan kita masih ada di tahap penjajakan. Semakin lama, semakin banyak tantangan yang akan bermunculan. Meskipun ingin, tidak ada yang bisa menjamin kita bisa terus bertahan.

Memberi kasih sayang berlebihan dalam hubungan yang akhirnya bubar akan membuat siapapun menyesal. Tak henti-henti kau berpikir kau telah membuat kebodohan. Karena dirimu sudah berkorban jauh lebih banyak hal dari yang wajar, hubungan yang sudah bubar itu tak bisa begitu saja kau lepaskan.

Dengan menyayangi satu sama lain sewajarnya, aku ingin menghindarkan kita dari penyesalan yang sia-sia. Jika toh semesta tak berkata iya, kita akan lebih mudah bersikap legawa dan menegakkan kepala. Tak perlu menyesal karena sempat menjadi bodoh atas nama cinta.

Toh akan ada saat di mana kita tak perlu lagi mengerem kemesraan. Kita akan sabar menunggu, sampai saat itu datang.

 

SAMPAI SAATNYA TIBA NANTI!

Tak perlu berlebihan saat ini. Toh akan tiba saat di mana nanti kita tak perlu mengerem kemesraan lagi. Memang kita harus menunggu beberapa lama sebelum waktu itu tiba. Tapi aku tak keberatan menunggu — bukankah bersamamu waktu selalu terasa cepat berlalu?

Kau salah satu orang paling hebat yang pernah aku kenal. Tak akan kukotori memori tentangmu dengan cinta yang berlebihan. Berjanjilah, kita akan saling menjaga. Sampai semesta memberikan lampu hijau dan berkata, “Memang dialah pendamping hidupmu hingga hari tua tiba.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun