Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Putri Putih Bersih

19 Januari 2025   21:46 Diperbarui: 19 Januari 2025   21:46 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi  pantai-Foto: Freepik

"Telur burung ini menjadi perekat batu-batu di benteng ini, juga bangunan istana kami.  Kami membangun rumah dan istana dengan kayu dari pohon di dalam hutan dan kelapa.  Namun begitu ditebang kami tanam lagi dan baru ditebang kalau sudah tumbuh besar, tidak boleh berlebihan," terang Putri Putih Bersih.

"Bagaimana kalian menangani sampah wahai Puteri Putih Bersih?"

 "Kami makan secukupnya seperti Kakanda kemarin santap, setiap orang diberi atau mengambil porsi yang tidak terlalu banyak, nasi atau jagung, kemudian diberikan ikan laut juga tidak terlalu banyak. Kalau kurang baru nambah, hingga makanan tak bersisa. Yang bersisa pun kami tumbuk dan dijadikan pupuk buat tanaman sayur, ladang padi atau jagung," terang Putih Bersih.

"Kalau di pasar warga kerajaan membungkus ikan atau sayur dengan apa?"

Putih Bersih menunjuk berapa warga sedang membuat anyaman dari janur ketika kami kembali turun ke pantai.  Sementara yang lain ada yang membawa daun pisang.

"Kalau sudah kering mereka dikubur di tanah dan hancur sendiri," terang  dia.

Putri Putih Bersih aku pernah mengejar kamu tetapi oleh kekuatan besar terlempar dalam sungai berjeram  dan airnya deras mengalir, tetapi sama kuatnya seperti cintaku padamu. 

Ketika itu aku melihat kamu terancam air bah dari lautan  yang melanda negeri kamu.  Sepertinya lautan naik menenggelamkan Negeri Utara dan negeri lain.  Aku berenang ingin menyelamatkanmu tetap tidak dapat.

Air bah yang membawa aneka macam sampah yang aneh, elastis dan membuat burung-burung teperangkap menjerit dan ikan mengunyahnya dan kemudian perutnya kembung. 

Orang dalam mimpiku menyebutnya plastik.  Udara begitu panas menyengat karena kami memamai bahan bakar berlebihan  dan mengotori udara.

"Tidak akan terjadi di negeriku, Wahai Kakandaku. Kami menggunaan penerangan dengan lemak ikan paus yang sudah mati dan terdampar di pantai atau menggunakan minyak kelapa. Untuk mengunjungi tempat yang jauh kami menggunakan kapal laut atau kereta dengan kuda," ujar putri Putih Bersih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun