Balas dendam itu seperti hutan
Bisa Tersesat di dalamnya
Demikian salah satu kutipan dalam film "Kill Bill Volume" 1 (2003) karya Quentin Tarantino yang saya baru tonton pada 2005 dan reviewnya saya tulis di diary dan baru saya publish sekarang bersamaan dengan Volume 2-nya (2004).
Sewaktu menyaksikan "Pulp Fiction" (1994), kesan saya pada sutradara ini gemar bertutur di luar pakem. Kalau film Hollywood umumnya linear dari awal hingga klimaks atau menggunakan teknik kilas balik.Â
Nah, hingga waktu itu Tarantino membuat urutan seperti puzzle tetapi enak untuk ditonton. Katakan urutan film  itu  A-B-C-D-E, maka Quentin bisa membuatnya  E-B-C-D-A.  Tentunya jangan melewatkan satu adegan pun: rugi. Cara bertutur jenius ini sama dengan Christopher Nolan dalam "Memento" dari akhir hingga awal.
Tarantino menyebutnya sebagai chapter masing-masing bercerita sendiri. Â Meskipun begitu tokoh utamanya satu yang disebut sebagai Beatrix "The Bride" Kiddo atau Black Mamba (Uma Thurman). Â Dalam Kill Bil Volume 1 dan Volume 2, Tarantino bercerita ibarat Ko Ping Ho, cerita persilatan yang diadopsi ke dunia. Â
Lawan-lawannya adalah mantan kawan-kawannya dalam grup pembunuh yang menamakan diri mereka sebagai Dedaly Viper dipimpin Bill (David Caradine). Â Namun dia dikihanati ketika mempersiapkan pernikahannya, Â hingga koma. Padahal dia sedang mengandung bayi Bill.
Yang paling  berbahaya dan menarik bagi saya di antara lawannya adalah O-Ren Isshi (Lucy Liu)  yang saya nilai tidak bisa hitam putih,  Ketika dia masih berumur 9 tahun melihat kedua orangtuanya dibunuh Yakuza.  Dua tahun kemudian O-Ren ganti membunuh Boss Yakuza itu. Kisahnya digambarkan dengan potongan komik yang cantik.
O-Ren ketika dibutuh merupakan pimpinan Yakuza dan punya body guard pembunuh remaja perempuan bernama Gogo (Chiaki Kuriyama) yang pakai rok seperti anak SMA Jepang mengingatkan saya pada karakter komik Hentai.  Tapi jangan sembarangan melecehkan gadis ini, laki-laki yang berani melakukannya dengan santai dan dingin ditusuknya dengan pedang.
Pertarungan antara Beatrix dengan O-Ren begitu cantik di hamparan salju dengan katana. Â Perkelahian mengingatkan saya pada film Zhang Yimou yang begitu artistik seperti menari. Â
Adegan ini juga mengingatkan saya pada film samurainya Akira Korosawa. Tentunya juga perkelahian sebelumnya di Bar Jepang benar-benar seperti film Kung Fu. Â Bahkan juga dimeriahkan dengan penampilan band yang lagunya energik dan nge-beat.
Dalam chapter ini , Tarantino sudah tidak mempersoalkan gender. Â Perempuan juga bisa jadi pimpinan Yakuza. Betarix, O-Rien dan Gogo adalah kombatan yang perkasa. Juga dua anggota viper lainnya juga perempuan.
Begitu juga dengan pertarungan pamungkas antara Beatrix dengan Bill. Penampilan David Caradine mirip dengan serial Kung Fu yang dia bintangi. Â Perkelahian di depan anak mereka.
Perbedaan Superman dan Spiderman adalah kalau Peter Parker ketika bangun mendapatkan dirinya sebagai Peter dan ketika menyamar sebagai Spiderman. Sementara Superman ketika bangun tidur tetap Superman. Â Kalau kamu (Beatrix) ketika bangun tetap sebagai pembunuh.
Demikian kutipan dialog yang menarik lainnya yang menohok. Â "Kill Bill volume 1 dan Volume 2" punya potensi berlanjut karena anak salah satu viper yang dibunuh Beatrix melihat pembunuhan ibunya Vernita Green (Vivica A. fox) dan diperbolehkan membalas dendam ketika dewasa.Â
Sementara anak dari Beatrix bisa jadi meneruskan profesi ayah dan ibunya. Namun apakah kemungkinan ini dipikirkan Tarantino? Sampai saat ini tidak (2024). Namun lewat dua film ini Tarantino membuktikan pendongeng yang baik, bahkan untuk cerita silat.
Irvan Sjafari
Diambil  dari catatan harian saya pada 20 Maret 2005 dan diupdate pada 28 Desember 2024.
Sumber Foto:
https://www.timeout.com/movies/kill-bill-vol-1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H