Pidatonya memberikan pengaruh untuk mendorong kaum muda untuk tidak hormat terhadap otoritas dan mendukung penggunaan LSD atau obat-obatan psikoaktif untuk melakukan budaya tandingan.
Presiden AS Richard Nixon menyebut  Leary sebagai "orang paling berbahaya di Amerika." Namun gerakan budaya tandingan terus merebak di era itu dengan hadirnya seniman Andy Wahrol.
Aksi unjuk rasa anti perang pada 1969 di Washington, D.C melibatkan lima ratus ribu orang merupakan puncak dari gerakan budaya tandingan di Amerika Serikat.
Hippies adalah bagian dari gerakan budaya tandingan. Menurut Frommer hippies adalah reaksi kaum muda kulit putih yang merasa terasing dari gaya hidup orangtua mereka yang mereka anggap terlalu materialistis dan konsumerisme.
Menurut Frommer ciri khas hippies ialah mengenakan pakaian warna-warni dan sandal. Mereka tidak suka bekerja tetap, menjalankan diet vegetarian, tidak mau terikat perkawinan dan berkelana ke seluruh negeri, terkadang menggunakan minibus volkswagen yang waktu itu disebut sebagai bus hippies.Â
Laki-laki kerap memelihara rambut panjang dengan janggut yang tumbuh lebat dan perempuannya mengenakan hotpant dengan baju berhias dahan kayu dan dedaunan.
Pada 1967 musisi Scott McKenzie merilis lagu "San Fransisco: dengan tepat menggambarkan apa yang terjadi kalangan muda awal 1960-an, terutama di Distrik Haight-Ashbury. Â Jika Anda datang ke San Fransisco kenakan bunga di rambut. Â Bunga dan baju beragam etnik adalah simbol kaum hippies. Â Baca: Suatu Hari di Jalan AshburyÂ
Kalau disimak lagu San Fransico menyebut pengunjung akan bertemu orang-orang yang ramah dengan bunga di rambut mereka. Musim panas merupakan musim yang penuh cinta. Hal ini mengacu pada kaum hippies.
Sejumlah penelitian menunjukkan sub budaya hippies ini memang bermula dari San Fransisco pada pertengahan 1960-an dan kemudian menyebar ke seluruh dunia.
Hippies sendiri berasal dari kata hipster artinya orang yang suka berpetualang. Nafisatul Lutfi dalam artikelnya bertajuk "The Hippies Identity in The 1960s and Its Aftermath" dalam Jurnal Rubikon Volume 2, Number 1 Februari 2015 mendefisikan hippies sebagai mereka yang rela meninggalkan hidup nyaman dan mapan dan memilih kehidupan sederhana, perdebasan dan alami.
Mereka mendobrak sekat-sekat rasial, kebangsaan, perbedaan gender, hinga terkait dengan vegetarian, nudis, menyukai pengobatan alami hingga kekebasan bagi anak-anak, perempuan bahkan binatang.