Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Penanganan Sampah Plastik di Hulu, Suara Anak Muda Indonesia untuk INC-5

27 November 2024   10:42 Diperbarui: 27 November 2024   10:45 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aktivis muda Indonesia bergerak di bidang  lingkungan berharap INC-5 mengeluarkan keputusan mengikat untuk penanganan sampah plastik di hulu, bukan hanya di hilir.

Tugas para ranger Yayasan Penyu Indonesia (YPI)  di beberapa tempat konservasi di wilayah Kabupaten Berau, seperti di Pulau Mataha dan Pulau Bilangbilangan, Kalimantan Timur bertambah.  Para relawan ini bukan hanya menjaga lokasi telur penyu, tetapi juga ikut membersihkan pantai dari  sampah plastik.

Hal ini diungkapkan oleh Communication and Campaign Officer YPI, Alya Daniyah Rosyadah, mereka harus ikut membersihkan sampah plastik.  

"Para    ranger kami yang bertugas menjaga pantai-pantai peneluran penyu di berbagai wilayah Indonesia. Mereka kerap  smenemukan jejak penyu yang  berbalik arah  saat hendak bersarang. Hal itu terjadi  karena jalurnya terhalang oleh sampah plastik atau bangkai kayu. Selain itu penyu tersangkut sampah merupakan realitas yang kerap kami hadapi, " tutur Alya menjawab pertanyaan tertulis saya.

Sampah plastik menjadi tantangan besar di seluruh lokasi program perlindungan penyu yang dijalankan oleh YPI, meskipun tingkat keparahannya bervariasi.

Bahkan di pulau-pulau tak berpenghuni, ranger  dari YPI masih menemukan sampah plastik yang terbawa arus. Para ranger melakukan identifikasi dan mendapatkan sampah tersebut tidak hanya  berasal dari Indonesia tetapi juga dari negara lain, seperti Malaysia, Filipina, dan Brunei.

Sampah plastik sering kali termakan oleh penyu karena bentuknya menyerupai makanan alami mereka yaitu ubur-ubur. Akhirnya, tidak hanya penyu yang terdampak, tetapi juga manusia.

Sampah plastik yang tercacah menjadi mikroplastik kini telah masuk ke rantai makanan kita, membawa risiko jangka panjang bagi kesehatan ekosistem dan manusia.

Itu sebabnya kata Alya, YPI mendukung pendekatan full-life-cycle yang sedang dibahas dan diusulkan dalam pertemuan Komite Negosiasi Antarpemerintah  terkait polusiplastik ke 5 (INC-5)

"Menurut kami, strategi ini menawarkan solusi komprehensif untuk menangani masalah plastik secara holistik, mulai  dari produksi hingga pembuangan. Mencegah pencemaran plastik dari sumbernya adalah langkah awal untuk bisa melindungi ekosistem," papar Alya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun