Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Horor 'Jurig Kuris', Wabah Cacar di Jabar 1969

9 November 2024   22:58 Diperbarui: 9 November 2024   23:14 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka yang sama sekali belum dicacar adalah yang dilahirkan sejak 1942 zaman Jepang menginjak usia 27 tahun umurnya. Inilah yang menyebabkan adanya benih-benih dari  cacar yang muncul kembali. Masih banyak belum tahu manfaatnya pencacaran 

Bukan saja terjadi di daerah tetapi juga di Kota Cianjur, kalangan atas pun menolak dicacar. Hingga akhirnya pencacaran dilakukan malam hari hingga penduduk desa yang didatangi tidak bisa lari bersembunyi.

Dalam Pikiran Rakyat 17 November 1969 Dirjen P4M Dr. I Sulianti  Suroso menyampaikan penyakit cacar di Jawa harus bebas sebelum Juni 1970 dalam rapat  di Aula Dinas Kesehatan Jabar.  Januari-September 1969 Jabar tercatat 7.144 penderita termasuk 541 meninggal. 

Kepala P3Wabah Djabar Lukman Hamud  dalam rapat antara Kepala dinas P3M dan Kepala Jawatan Kesehatan Kabupaten dan Kodya se-Jabar di Aula Dinas Kesehatan Bandung, 25 November 1969 menuturkan untuk menanggulangi dan pembasmian cacar di Jabar dalam masa lima bulan diperlukan biaya Rp12 juta. Jumlah yang besar waktu itu (sumber: Pikiran Rakyat 26 November 1969).

Jumlah ini belum termasuk biaya rutin pencacaran yang dilakukan juru cacar yang ada di kecamatan. Biaya ini diajukan dengan target sasaran Jabar harus bebas cacar 30 April 1970. 

Pada waktu Direktur Proyek Cacar Depkes Koswara menyatakan biaya dari PELITA untuk mengatasi wabah di Indonesia hanya Rp5 juta. Sedangkan Depkes sendiri sejak Juni hingga Oktober telah mendrop uang sebanyak Rp5 juta.

Menurut laporan  Dinas Kesehatan Jabar uang tersebut sudah  didrop kepada Kabupaten terutama Cirebon, Indramayu, Kuningan, Majalengka, Ciamis, Tasikmalaya, Garut dan Sumedang.

Pada 1969 menurut catatan Zanuar Rivaldy  di seluruh  Pulau Jawa dilaksanakan vaksinasi primer sebanyak lebih dari 4 juta dan revaksinasi sebanyak 22,7 juta orang. Pada 1970 dilakukan vaksinasi primer sebanyak lebih dari  5,7 juta orang dan revaksinasi 27 juta orang.

Hasilnya jumlah penderita cacar di Jabar saja pada 1970 turun ke angka 4.490 kasus dan 1971 sebanyak 186 kasus dan 1972 sebanyak 34 kasus.  Meski target Jabar bebas  cacar  pada April 1970  meleset, tetapi upaya yang dilakukan otoritas kesehatan untuk menanggulangi cacar boleh dibilang berhasil.

Sementara di provinsi lain di Jawa, angkanya jauh lebih rendah, bahkan Yogyakarta dan Jawa Timur sejak 1970 mencatat angka 0. Hanya Jakarta yang mencatat angka 130 pada 1970 dan 9 kasus pada 1971.

Irvan Sjafari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun