Anggota Tim WHO Dr. Asaau Artha, Dr. Nyoman Kumara Ray dari Inpeksi Kesehatan Provinsi Jabar menuturkan penduduk masih percaya penyakit cacar disebabkan kepercayaan pada mahluk gaib yang dinamakan jurig kuris. Hantu yang digambarkan tinggi kurus dan bertotol-totol. Jadi wabah ini bagaikan cerita horor bagi kepercayaan sebagian masyarakat.
Kendala lainnya selain tahayul itu ialah kurangnya juru cacar dan penduduk kurang pengertian akan cacar.
Paling Parah Cianjur
Daerah Priangan Selatan yang paling parah dilanda wabah Cacar di Priangan Selatan adalah Kabupaten Cianjur. Pikiran Rakjat 19 Juli 1969 menyebutkan wabah cacar berjangkit di perkampungan di daerah Cugenang telah meluas dan merembet ke daerah Karangtengah dan Ciranjang.
Akibat perluasan wabah cacar ini dalam dua pekan awal Juli membawa korban kematian 22 orang, di antaranya 16 orang penduduk Kampung Lio , 4 orang penduduk Kulur dan dan 2 orang penduduk Sidangraja Kecamatan Ciranjang. Kebanyakan korban anak-anak sekolah yang belum dicacar. Untuk pencegahan dilakukan pencacaran. Meskipun demikian petugas penyuntikan cacar jalan terus, hingga pertengahan bulan sebnayak 166 orang disuntik cacar.
Pikiran Rakjat 26 Juli 1969 mengungkapkan dalam enam bulan Januari hingga Juni 1969 jumlah korban meninggal karena wabah cacar mencapai 76 jiwa. Sementara jumlah penderitanya 851 orang. Hampir setiap daerah di Kabupaten dilanda wabah ini.
Menurut Dinas Kesehatan Cianjur Bagian Operasi Pencacaran kebanyakan penduduk yang terserang cacar ada di bagian selatan kabupaten ini, Yang paling banyak di daerah Sindangbarang, kecamatan yang paling selatan dan berbatasan dengan laut Hindia yang mencatat angka kematian 33 orang dan yang menderita 262 orang.
Di dalam kota Cianjur sendiri tercatat 12 orang meninggal dan 183 orang menderita. Sementara di Kecamatan Cibeber sebanyak 116 orang menderita dan 8 meninggal. Kecamatan Campaka mencatat 70 penderita dan enam orang meninggal. Disusul kecamatan Pagelaran 43 penderita dengan korban 5 meninggal dan Kecamatan Cugenang 24 penderita, 5 meniggal.
Meskipun demikian di tengah wabah, para juru cacar tetap bergerak hingga 50 persen penduduk di daerah-daerah yang diserang cacar sudah disuntik.
Melalui Pikiran Rakyat 8 September 1969 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur Dr H. Barnas Alibasyah bahwa dari sekitar satu juta jumlah penduduk Cianjur masih 20 persen belum dicacar sejak mereka lahir. Jumlah mengkhawatirkan karena itu berarti 200 ribu orang terancam.
Masalahnya, kalau ada petugas cacar yang beroperasi ke daerah-daerah bahkan juga terjadi di dalam kota, target masyarakat yang disasar lari dan bersembunyi takut dicacar.