Para peneliti menduga serangga penyerbuk ini terkontaminasi partikel nano dan mikroplastik ini  dengan menelannya dari udara hingga makanan atau menggunakannya membangun sarang.
Ketika mereka menelan NMP berimbas pada kerusakan organ mereka. Dengan terganggunya organ pencernaan, sistem kekebalan tubuh satwa-satwa ini melemah dan mengubah perilaku mereka.
Mikroplastik pada Usus Lebah
Guru Besar Konservasi Alam dan Ekologi Lanskap Universitas Freiburg Alexandra-Maria Klein yang menjadi salah satu penulis mengungkapkan  bahwa lebah liar mereka menemukan kandungan NMP di usus lebah.
"Hal ini berimbas pada layanan ekosistem yang diperankan serangga-serangga ini di antaranya penyerbukan dan pengendalian hama. Â Dampak bagi umat manusia mengancam ketahanan pangan global," ujar Maria-Klein seperti dikutip dari laman Universitas Freiburg, 15 Oktober 2024.Â
Penelitian ini memperkuat penelitian sebelumnya serangga mendapatkan NMP melalui konsumsi. Partikel mikroplastik ini tersebar memalui tetes hujan dan angin. Selain dimakan serat mikroplastik ini dibawa ke sarang dan berakhir menjadi lilin, madu atau dalam larva.
Jerman adalah negara yang sadar benar kalau serangga sampai punah maka mereka akan menukai bencana pada masa mendatang. Â Lebih dari 60 persen spesies serangga di hutan negara tersebut menurun selama dekade terakhir. Â Jika serangga punah maka maknan bagi burung akan berkurang.
Tidak ada tempat di muka bumi yang tidak ditemukan mikroplastik kata riset dari Plastic Soup Foundation 21 April 2023.
Masalahnya pemantauan keanekaragaman hayati di banyak negara terkesan diremehkan. Â Penelitian Universitas Nimegen di Belanda pada 2017 menuturkan secara umum biomassa serangga terbang di Jerman merosot sebesar 76 % atara 1989 hingga 2016.
Penelitian dari  Jie Shen, Boying Liang, Hui Jin  dalam TrAC Trends in Analytical  Chemistry  dirilis pada Agustus 2023 menyorot dampak mikroplastik pada serangga yang hidup di air masih bisa beradaptasi pada polusi mikroplastik, namun jika rangsangan yang diakibatkan mikroplastik terlalu besar , maka fisiologis serangga akuatik ini terganggu dan mati.  Sumber: Science Direct
Penemuan NMP pada serangga menambah deretan dampak dari polusi plastik yang sulit terurai di alam ini dan menempatkannya sebagai ancaman bagi  kiamat umat manusia berikutnya setelah pemanasan global dan emisi karbon.  Di sisi lain serangga yang bermanfaat ini juga sudah terkena imbas dari pemanasan global.  Jadi pelan-pelan manusia menciptakan kiamatnya sendiri. Tentunya karena keserakahan.