Bagi saya pribadi gerakan lingkungan hidup  akar rumput sangat menarik karena dipastikan berangkat dari kesadaran bahwa mereka yang tinggal di lingkungan yang mengalami akibatnya jika lingkungan hidup dan ekosistemnya rusak.
Salah satu komunitas  pelestari yang  menjadi perhatian  saya dalah Sapu Bersih Sampah Nyemplung Kali (Sabers Pungli) di Kota Batu, Jawa Timur. Pada 2024 ini komunitas ini memasuki usianya yang ke tujuh tahun.
Beberapa catatan saya menunjukkan komunitas Sabers Pungli memberikan kontribusi yang luar biasa. Misalnya bertepatan dengan World Water Forum 2024 Sabers Pungli berhasil mengungkapkan data Kota Batu memiliki 273 mata air yang patut dijaga kelestariannya demi keberlanjutan kehidupan kota itu sendiri.
Sebelumnya pada 2019 Balai Besar Wilayah Sungai Brantas (BBWS) mengapresiasi Kota Batu dengan memberikannya reward sebagai Duta Air dalam Hari Air Sedunia se-Jawa Timur. Kalau untuk membersihkan sungai dan kali sudah berapa ratus kali dilakukan selama tujuh tahun.
Menurut saya Sabers Pungli tampaknya menyadari bahwa yang berharga di masa depan bukanlah minyak bumi  atau gas alam, apalagi emas tetapi adalah air bersih.  Kota Batu sebagai salah satu areal yang belum terlambat untuk pelestarian mata air, sekaligus mengatasi masalah lingkungan hidup lainnya seperti sampah, karena populasi penduduknya belum terlalu besar.Â
Sebagai catatan gerakan ini swadaya sama sekali tidak ada anggaran dari Pemerintah Kota Batu. Gerakan ini perlu didukung oleh komunitas lain yang bisa melakukan penghijauan, saya kira sudah ada Alamku Hijau dan satu lagi adalah gerakan urban farming.Â
Kota Batu jangan malu mencontek Kota Bandung dengan gerakan Kang Pisman (pisahkan sampah) dan Buruan Sae (urban farming) dan mensinergikan keduanya. Â
Bedanya Kota Bandung cukup terlambat memulai program ini  (dengan kondisi sampah dan sumber air bersih makin terancam) dan Kota Batu belum kalau dilaksanakan sekarang.
Inisiators Sabers Pungli Herman Aga, sekaligus seorang seniman dan Wakil Ktua Komite Ekonomi Kreatif Kota Batu menyampaikan Sabers Pungli berawal dari gerakan kesadaran terlibat Air Bicara.
Gerakan ini  kemudian bertransformasi menjadi gerakan sosial Sabers Pungli pada 2017, adalah sebuah gerakan penyadaran melalui seni dan ekologi.
Diawali dengan sebuah langkah sederhana dengan konser musik pagi hari dan 'ecological camp' di Coban Talun. Langkah kecil itu kemudian menjadi langkah-langkah besar karena direspon dengan kolaborasi multi pihak yang kemudian menjadi arus besar.
 "Kesadaran yang terbangun dan tumbuh secara organik. Pengalaman menarik adalah kerja bakti yang dijaga oleh pasukan bersenjata dari kepolisian, karena Kapolres waktu itu ikut nyemplung kali," kenang Herman ketika saya hubungi, 12 Oktober 2024.
Ke depannya Herman berkeinginan  Sabers Pungli bisa membubarkan diri jika kesadaran dan keterlibatan masyarakat dalam menjaga lingkungannya, terutama air dan sungai berjalan dengan baik. Â
"Sehingga peran kami sudah tidak dibutuhkan lagi. Karena lingkungan telah terjaga dengan kesadaran dan keterlibatan masyarakat di masing-masing  tempat," pungkas Herman.
Selamat ulang tahun ke tujuh kawan-kawan Sabers Pungli yang rencananya akan dirayakan pertengahan Oktober 2024.
Irvan Sjafari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H