Akibat ekspansi manusia yang menjadikan beruang sebagai predator membuat satwa malang ini kehilangan habiatnya. Â Tempat rekreasi untuk bermain ski, hiking hingga resor dan perumahan jadi penyebab beruang itu harus tersingkir. Â Sekalipun otoritas membuat regulasi agar satwa liar kembali ke habitatnya.
Akibat tergerusnya habitat beruang, Mongabay mengungkapkan sebanyak 382 ekor beruang tewas antara 1997 hingga 2013, mulai dari ditabrak dengan kendaraan dan konflik dengan manusia karena dianggap membahayakan.  Baca: bear and human conflict riskÂ
Di negeri Akang Sam ini, beruang hitam berkontribusi pada ekosistem seperti penyebar benih namun sebagai omnivora mereka memakan apa saja, termasuk peliharaan manusia, bahkan sampah.Â
Masalah di beberapa tempat beruang terbiasa dan tidak mempunyai rasa takut pada manusia. Beruang hitam jadi satu-satunya spesies jenis beruang di negara bagian California, setelah beruang  jenis Grizzly dilaporkan punah pada 1924.  Baca: Human-Wildlife Conflicts: Black BearsÂ
Di Negara Bagian Clorado, Colorado Parks and Wildlife menerima 4.282 laporan penampakan dan konflik  manusia-beruang pada  2022. Jumlah ini meningkat 16% dibanding 2021, tetapi penurunan 1,3% dari dua tahun sebelumnya. Beruang mencari makan dengan mengaduk tempat sampah. Baca: Help reduce human-vera conflictÂ
Artikel lain yang saya temukan ialah konflik beruang dengan manusia di Penticton British Coloumbia (Kanada), di mana lima ekor beruang hitam, termasuk dua betina ditembak mati ketika makan sampah pada 2019. Pada tahun itu juga enam ekor beruang ditembak dalam kurun waktu tiga hari di Kelowna.
Alasannya sama beruang kehilangan rasa takut dengan manusia, hingga para pemburu mempunyai pemikiran solusi yang terbaik adalah menumpasnya agar konflik berkurang. Namun mereka yang berkecimpung di bidang ekologi tidak ada akarnya konflik beruang dengan manusia.  Baca: Problem Humans  and The Ecology of bear-human conflictÂ
Dalam sebuah film  televisi Amerika "The Life and Times of Grizlly Adams" era 1970-an merupakan gambaran yang memperkuat pada pandangan ahli lingkungan bahwa beruang dan manusia bisa kok hidup berdampingan dalam satu habitat. Diceritakan seorang penebang kayu yang melarikan diri karena tuduhan pembunuhan yang dilakukannya di era pertengahan 1850-an.
Adams mengadopsi seekor anak beruang yang diberi nama Ben, yang yatim piatu dan ketika besar jadi sahabat Ben. Â Dia pun memperlakukan satwa liat dengan lembut dan menjadi sahabat mereka. Â Dibantu orang asli Indian, Adams banyak membantu pendaki gunung sekaligus melindungi satwa liar. Â
Film yang pro konservasi menempatkan bahwa beruang dan manusia bisa kok jadi teman, karena memang manusia bukan mangsa beruang yang potensial. Jadi berbeda dengan harimau, singa, serigala atau buaya. Â
Hingga saat dari artikel yang saya riset konflik beruang dengan manusia di Amerika terutama lebih karena kepentingan manusia lewat komersialisasi dan pemukiman mengerus habitat beruang. Â Mirip dengan kejadian di Indonesia, hanya kita belakangan baru terjadi.