Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Melacak Ken Dedes di Perpustakaan Nasional

24 September 2024   16:34 Diperbarui: 24 September 2024   16:42 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perpustakaan Nasional Foto: Irvan Sjafari

Busyet! Menemukan seorang saksi mata yang hanya percaya sama aku, tetapi aku tidak mengenalinya di Perpustakaan Nasional, tempatnya belum pasti? Seperti main petak umpet.

Inspektur Polisi Satu Chichi Kemala membaca surat penugasan atasannya Komisaris Besar Nur Aisyah dengan seksama dengan alasan saksi mata ini fansnya dia, hanya percaya padanya. Tugas mendadak lagi. Nur Aisyah sudah membatalkan cutinya ke Singasari harusnya pada 4 November 2025.   

Chichi juga tidak bisa menyalahkan hal itu, nah dia sendiri sebagai alumni jurusan sejarah sering ekspos soal soal bangunan dan tempat bersejarah di media sosial hingga acara televisi.

Apa sih kesaksian yang mau diungkapkan Mr X itu?  Atasannya bilang secara tidak sengaja sewaktu berkunjung ke kawasan dari Candi Singasari dia menemukan pencurian mahkota emas yang dipercaya milik Ken Dedes. Pencurian itu terjadi hanya berapa saat sebelum tim arkeolog mau ke tempat itu atas laporan itu dan tempat itu sudah dibongkar. Presiden menanyakan kebenarannya.

Ini yang membuatnya tertarik. Soalnya Chichie sendiri pernah mendapat mimpi aneh mengenakan mahkota itu dengan pakaian kuno dengan orang-orang yang bersimpuh di kakinya.

"Seolah-olah aku Ken Dedes," ceritanya pada Nur Aisyah. Atasannya itu tertawa. "Ngawur!"

Pencurinya melibatkan seorang pengusaha besar dan pejabat yang berpengaruh di Republik ini.  Nah, Si Saksi Mata memotret Sang Pencuri  ketika sedang membongkar yang akan digali para arkeolog itu.

Masalahnya pencurinya tahu dia dipergoki hanya saja wajahnya tidak diketahui kecuali bon pinjaman perpustakaan nasional yang namanya belum sempat terisi. Dalang ini mengirim seorang pembunuh bayaran yang kemungkinan setiap hari mencarinya di perpustakaan nasional. 

Sang saksi berkeras menyelesaikan risetnya dulu di Perpustakaan nasional, tentang apa, nah itu dia yang dia tidak kasih tahu tetapi terkait dengan sejarah Malang Raya.

"Aku harus melacak dua orang sekaligus, si Saksi dan Pembunuhnya, yang wajahnya tidak diketahui," gumam Chichi ketika memasuki ruang penyimpanan tas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun