Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pertunjukkan Topeng Monyet Tidak Sesuai Zaman tapi Ada Dilema

22 September 2024   10:28 Diperbarui: 22 September 2024   10:35 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada 18 September 2024  kolaborasi ini melakukan pemeriksaan medis para pekerja untuk kemudian diberikan pelaihan berdagang hingga kerajinan.  Keesokan harinya sebanyak 13 MEP diserahkan ke Yayasan JSI untuk direhabilitasi.

Namn ada juga para pekerja topeng monyet  menyerahkan secara sukarela. Misalnya pada awal Maret 2023, di Madiun sebanyak 23 MEP diserahkan kepada BBKSDA Jawa Timur untuk dilepasliarkan.  Oleh pihak BKSDA, setiap pekerja mendapat bantuan Rp3,5 juta untuk modal alih profesi untuk tidak berprofesi terkait satwa ini lagi .   Baca: Republika  

Persoalan lain menunggu ialah habitat monyet ekor panjang juga terancam.  Sebuah artikel di Mongabay mengutip tulisan dari Yatna Supriatna (2000)  menyebutkan bahwa  MEP sudah kehilangan habitatnya dari semula 217.981 kilometer persegi menjadi 73.371 kilometer persegi.  Baca: Mongabay.  

Pada sejumlah daerah konflik antara manusia dan MEP sudah terjadi. Yang saya tahu persis di Kawasan Bandung Utara (KBU). MEP tidak segan-segannya berkunjung ke pemukiman mencari makan.  Saya kira juga terjadi di daerah lain yang berbatasan dengan hutan.

Kebiasaan wisatawan di Taman Hutan Raya Djuanda yang memberikan makan kepada MEP itu memberikan masalah lain, yang membuat mereka jadi berani mendekati manusia untuk mendapatkan makanan.

Pertunjukkan Topeng Monyet memang sudah tidak sesuai dengan zaman, namun masih meninggalkan dilema selain alih profesi pelepasliaran MEP menghadapi ancaman penyusutan tempat habitat.

Irvan Sjafari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun