Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pertunjukkan Topeng Monyet Tidak Sesuai Zaman tapi Ada Dilema

22 September 2024   10:28 Diperbarui: 22 September 2024   10:35 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilutsrasi: https://www.cnbcindonesia.com

Kini pertunjukkan topeng monyet dilarang di banyak negara di seluruh dunia dengan alasan zoonosis, aspek lingkungan hidup, animal welfare karena sebetulnya merampas kemerdekaan satwa liar dari hutan.

Femke de Haas dari Jakarta Animal Aid Network (JAAN) mengungkapkan praktik dalam pertunjukkan topeng monyet kejam dan dia kerap menemukan pemilik memotong gigi dan menyiksa  monyet ekor panjang untuk bisa dilatih.

"Banyak sekali monyet yang kami  terima dalam keadaan sakit. Monyet dapat menularkan penyakit berbahaya seperti tuberculosis. Monyet kerap dibiarkan sakit tanpa pengobatan dan hanya jadi alat mencari uang," ujar Femke ketika saya hubungi, 21 September 2024.

Dia menyambut baik kebijakan pelarangan pertunjukkan topeng monyet secara nasional di Indonesia pada 2019, dimulai dari Jakarta era Joko Widodo sekitar 2014. 

Monyet ekor panjang yang ditangkap diserahkan ke berbagai pihak untuk direhabilitasi. Femke mengaku pernah menerima sekira 100 ekor monyet untuk direhabilitasi dari pelaku pertunjukkan topeng monyet.

Antara 2013 hingga 2018  otoritas terkait dan JAAN mampu menampung 170 MEP dari berbagai penjuru Jakarta. Sebanyak 18 persen di antara MEP itu positif menderita TBC dan semuanya cacingan. Sumber : Antara 

Yang paling mengkhawatirkan jika monyetnya sudah tua, maka pemiliknya akan melepasnya begitu saja. Tidak ada pikiran bahwa MEP ini bisa membahayakan kesehatan masyarakat.

Alih Profesi

Timbul satu persoalan yang menyangkut perut. Para pekerja topeng monyet itu perlu alih karya atau alih profesi. Sebetulnya profesi ini adalah pengamen dalam bentuk lain.  Namun sejumlah pihak sudah berupaya melakukan alih profesi.

Yang paling anyar dilakukan Balai Besar KSDA Jawa Barat dan Pemerintah Daerah Kabupaten Cirebon menggandeng Yayasan Jaringan Satwa Indonesia medio September 2024 ini seperti dikutip dari akun instagramnya. 

Mereka menjaring 22 pelaku pertunjukkan topeng monyet dan terlebih dahulu melakukan edukasi dan sosialisasi  tentang bahaya zoonosis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun