Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Perempuan Kepala Daerah, Biasa Saja, Jatim Pertarungan Politisi dengan Teknokrat

6 September 2024   20:07 Diperbarui: 6 September 2024   20:07 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perempuan Jadi Kepala Daerah  Hal biasa. Rata-rata Pendidikan formal yang baik. Jawa Timur Menarik, Pertarungan Politisi dengan Teknokrat

Bagi saya perempuan maju menjadi kepala daerah pada Pilkada 2024 bukan hal yang luar biasa. Bukankah hal ini kerap terjadi pasca reformasi 1998? Bahkan sebelum itu sudah ada Kepala Daerah Perempuan.

Saya pernah menulis Agustine (Tienne) Magdalena Woworuntu  pernah memimpin Kota Manado akhir 1949 hingga  akhir Maret 1951. Pemerintahan tidak terlalu panjang, namun perempuan kelahiran 1899 memimpun Manado masa yang sulit.

Dia  menghadapi tantangan berat pasca revolusi, seperti pemulangan tentara KNIL hingga masalah ekonomi daerah yang terlalu bergantung pada kopra. Penduduk Manado waktu itu sekira 53 ribu sebagian besar tinggal di gubuk-gubuk berdinding bambu dan atapnya alang-alang.

Baca: Wali Kota Wanita Pertama Indonesia di Manado. 

Kota Pontianak juga diperintah oleh perempuan bernama Rohana Muthalib pada 1950-1953.  Dia juga menghadapi permasalahan sosial, seperti buruh menuntut kenaikan gaji, sampah dan infrastruktur.

Kedua perempuan itu mempunyai latar belakang pendidikan dan sosial yang cukup untuk masa itu memimpin. Tienne adalah putri dari anggota Volksraad, Lasut Woworuntu dan Rohana Muthalib ahli kecantikan didikan Belanda.

Bahwa mereka menghadapi tantangan iya, tetapi bukan karena mereka perempuan. Tetapi cara mereka menangani masalah sosial dan politik tidak memuaskan beberapa pihak.

Hanya saja, saya mencabut Kota Manado maupun Kota Pontianak tidak lagi pernah dipimpin oleh perempuan.

Setelah reformasi Kabupaten Karawang juga pernah dipimpin perempuan, yaitu Cellica Nurachadiana periode 2016-2020 dan 2021-2023. Pendidikannya Fakultas Kedokteran Universitas Maranatha, Bandung dan Magister Hukum Kesehatan Universitas Soegiapranata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun