Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Aktivis Lingkungan Ungkap Kontaminasi Mikroplastik di Hulu Anak Sungai Citarum

4 September 2024   22:41 Diperbarui: 5 September 2024   07:04 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengambilan sampel air di salah satu hulu anak sungai di wilayah Bandung Raya-Foto: Koleksi Aqli Syahbana

Aqli menyebut  sampel air diambil bersama peneliti Badan Riset Urusan Sungai Nusantara (BRUIN) Kholid Basyaiban  yang berbasis di Gresik. 

Mereka mengambil sampel air itu  pada awal Agustus 2024 lalu sebelum mengirimnya ke laboratorium Ecoton. Ternyata dari partikel mikroplastik yang ditemkan didominasi fiber yang banyak pada tesktil dan filamen dari plastik lentur kemungkinan dari kantong kresek.

Kholid dan Aqli menduga partikel mikroplastik itu karena aktvitas masyarakat dan wisatawan di hulu sungai.  Hal ini terjadi karena tidak adanya layanan tata kelola sampah.

"Seharusnya di hulu sungai lebih bersih dari kontaminasi.  Hanya saja saat ini sudah maraj aktivitas masyarakat dan wisata ada di hulu. Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat seharusnya mengantisipasi hal ini," ujar Kholid ketika saya hubungi, 4 September 2024.

Pemda harusnya menyediakan IPAL untuk limbah masyarakat dan menyediakan tempat sampah yang memadai buat masyarakat atau  para pelaku wisata hingga tidak membuang ke sungai.

Pertanyaan yang menggoda saya, di mana lokasi wisata yang dimaksud? Kemungkinan jalur Patrol ke Ujungberung yang melewati kebun kina dan pohon-pohon kayu putih yang pernah saya jelajahi pada 2014. 

Cuma bagaimana sampah kantong kresek bisa sampai di hulu sungai itu jadi tanda tanya karena jalur itu panjang menurut informasi saya dapat hampir 32 kilometer. Mengapa tidak dibawa saja? Apa kemungkinan mereka yang menggunakan motor? Kalau memang wisatawan pelakunya, bukan dari kalangan pencinta alam yang biasanya lewat di situ.

Namun kata Kholid  tetap pemda bertanggungjawab.  Nah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sendiri (KLHK) mengakui dari 500 an kabupaten dan kota rata-rata di bawah 50 persen kapasitas pengelolaan sampahnya. 

Jumlahnya menurut hitungan Kholid hanya 35-40% daerah yang tata kelolanya terlayani dengan baik.  Pemda juga harus mendorong masyarakat tidak lagi menggunakan plastik sekali pakai.

Jadi kalau kontaminasi sudah sampai di hulu sungai sudah bukan hal mengejutkan.  Kejadian di Bandung Raya, bisa jadi terjadi di tempat lain.

Irvan Sjafari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun