Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Selamatkan Terumbu Karang, Cegah 'Kiamat' dari Laut

25 Agustus 2024   22:37 Diperbarui: 31 Agustus 2024   14:51 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kerusakan  bahkan kematian terumbu karang memicu "kiamat" di lautan sebagai akibat perikanan yang tidak ramah lingkungan dan pemanasan global. 

Berbagai upaya dilakukan untuk melestarikan terumbu karang, dengan pertanyaan apakah bisa berpacu dengan waktu? 

Saya baru mengenal persoalan terumbu karang sebagai hal yang serius  pada awal April 2006 ketika berkunjung ke Tanjung Lesung untuk tugas meliput dari sebuah majalah komunitas.   Baca:   Ma Petitie Histoire 10: Catatan Perjalanan di Tanjung Lesung 2-3 April 2006 

Seorang petugas resort bernama Haryanto dalam obrolan saya menyinggung tentang akibat penangkapan ikan dengan bom yang menyebab matinya terumbu karang.  

Banyak nelayan tidak menyadari penggunaan bom memang menguntungkan dalam waktu singkat, tetapi merugikan pada masa depan. Itu sebabnya hotel itu juga menggelar atraksi penanaman terumbu karang untuk wisatawan.  

"Terumbu karang adalah soal keberlanjutan keanekaragaman hayati di lautan yang akhirnya juga berdampak pada manusia," kata karyawan itu.

Sayangnya baru pada dekade ini isu itu menguat, karena makin banyak yang menyadari dampak besar kematian terumbu karang. Penyebab bukan hanya di lautan, tetapi justru dari daratan: emisi karbon yang memicu pemanasan global.

Sejumlah ilmuwan memprediksi jika manusia tidak bergerak cepat mengendalikan pemanasan global, maka dalam beberapa dekade sebanyak 70 hingga 90 persen terumbu karang mati.

Jurnalis lingkungan New York Times Raymond Zhong dan Mira Ronasakul dalam laporannya pada 23 Agustus 2024 yang dikutip oleh ZME Science pada hari yang sama mengungkapkan jumlahnya bisa mencapai 99 persen kalau ditambah terumbu karang sehat hingga karangnya memutih dan mati.  ZME Science  

"Kalau itu terjadi, maka akhir kehidupan laut adalah kuburan," tulis Raymond Zhing dan Mira Rojanaskul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun