Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Adakah Spesies Lebih Kuat dari Manusia?

23 Agustus 2024   21:06 Diperbarui: 23 Agustus 2024   21:15 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: https://jateng.tribunnews.com/

Kedua beruang itu berdiri dengan mata yang tajam. Ketika mereka berdiri sama dengan tinggi rata-rata beruang madu sekitar 1,4 meter.  Di otakku ada ucapan terima kasih, kata mereka satu saat mereka akan membalas budi. Tetapi itu mungkin itu khayalan aku saja.

Tentu saja Yanto dan Kabul berang, karena kerja mereka seminggu jadi sia-sia. Cuan yang besar jadi hilang.  Aku dikejar dengan parang dan nyaris tertangkap, kalau tidak bertemu petugas BKSDA dan polisi hutan yang patroli. Mereka pun menyingkir.

Itu sebabnya ketika aku menampakan diri di depan kedua orang itu setelah mengintai dan melaporkan mereka menangkap orangutan, Mereka memperlihatkan wajah dendam.

Aku tidak takut dan percaya kalau aku baik pada alam, maka alam akan melindungi aku.  Setelah memfoto mereka dengan barang bukti lalu memviralkannya di media sosial aku pulang dengan puas. 

Kalau pun aku harus mati, aku puas demi memperjuangkan kemerdekaan hewan-hewan yang dilindungi dan kekayaan hayati Indonesia. Mereka berhak punya habitat sendiri. Bukankah orangutan masuk ke kebun sawit karena itu dulu habitat mereka? Bukankah bekantan masuk kampung karena mencari makan?

Yongki Ariwibowo  benci sekali pada aku. Karena aku juga yang menggagalkan penyelundupan burung kakak tua jambul kuning di Sumatera Utara ketika hendak diselundupkan lewat laut di dalam botol bekas air mineral.

Ketika itu sebetulnya aku sedang berlibur bersama pacarku mahasiswi biologi Unpad bernama Rahma Putri Pertiwi dan dua orang temannya.  Naluriku yang terbiasa mendengar suara burung dari sebuah koper walau pun pelan.

Aku dengan santai menghampiri petugas bea cukai dan menunjuk dua orang berbadan besar yang kemudian diketahui bernama Sudin dan Pongki dan ditemukan hewan-hewan itu.

Entah mengapa aku punya kegemaran berfoto bersama tersangka dan lalu memviralkannya di media sosial, dengan kalimat provokatif: Ini loh wajah-wajah yang merampas kemerdekaan hewan-hewan. 

Diikuti dengan kalimat seandainya ada spesies yang lebih kuat dari manusia dan menjadikan manusia berada di dalam sejenis botol besar untuk diangkut ke planet lain, bagaimana?

Tentu saja banyak komentar anonym atau pakai akun tidak nama asli memujiku dan sebagian lagi dengan ancaman. Lalu aku tinggal menjawabnya: "Tidak takut!"    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun