Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Panjat Tebing dari Olahraga Pencinta Alam Jadi Populer dan Prestasi Mendunia

9 Agustus 2024   07:23 Diperbarui: 9 Agustus 2024   07:29 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desak Made Rita Kusuma Dewi  di arena Olimpiade Paris 2024-Foto: NOC Indonesia/Naif Muhammad Al'as) /Kemenpora

Sekitar 2002 ketika saya pertama kali menulis tentang olahraga ekstrem di  sebuah media komunitas di  Kelapa Gading, saya memasukan Pajat  Tebing sebagai salah satu pembahasan, selain paralayang dan surfing.  Dua yang pertama menurut saya waktu itu hanya bisa dilakoni oleh mereka yang bergabung dalam komunitas pencinta alam. 

Di mata saya panjat tebing dan paralayang merupakan olahraga yang mempertaruhkan nyawa hingga tidak semua orang bisa melakukan tanpa latihan yang tekun. 

Yang saya tahu tebing favorit bagi para pelakunya adalah Citatah, membayangkannya mengerikan. Untuk dapat melakukannya seorang pemanjat membutuhkan jemari yang kukuh dan latihan setahap demi setahap.

Sekalipun faktanya angka kematian mereka yang melakukan panjat tebing dan paralayang, termasuk juga mendaki gunung bisa dihitung dengan jari dibandingkan dengan mereka yang suka kebut-kebutan naik motor.

Rekan saya, aktivis pencinta alam dari Mapala UI Ripto Mulyono menyampaikan panjat tebing adalah salah satu alat  bantu dalam menjelajah alam misalnya naik gunung  Carstensz yang semuanya  tebing. "Yang menarik diri olahraga ini  adalah salah satu olahraga ekstrem yang memacu andrenalin," ucap Ripto melalui chat Whatsapp, 8 Agustus 2024.

Itu dulu sampai awal 2000-an. Namun kemudian ketika olahraga pindah media ke papan panjat yang membuat menjadi terukur dan bisa dilombakan lain ceritanya. Panjat tebing menjadi semakin populer ketika menarik kalangan selebritis, sebut saja nama Nadine Chandrawinata, Prisia Nasution, Alexandra Gottardo dan sebagainya.

"Kalau dulu orangtua mendengar anaknya mau mengikuti panjat tebing atau naik gunung maka banyak yang melarang. Tetapi ketika setiap kota dan kabupaten papan panjat olahraga ini menjadi tren dan orangtua tidak lagi was-wasnya anaknya menekuni olahraga panjat tebing," terang Ripto.

Keberhasilan Indonesia meraih dua emas dalam olahraga panjat tebing di Jakabaring, Palembang dalam Asian Games 2018 membuka mata banyak orang.  Peraih emas itu ialah Aries Susanti untuk kecepatan putri  yang mengalahkan rekan senegaranya Puji Lestari dengan catatan waktu 7,6 detik, serta nomor tim kecepatan putri.

Bahkan Aries Susanti menjadi ikon karena keberhasilannya mencatatkan rekor dunia dalam sebuah kejuaraan di Xianmen Tiongkok  pada 19 Oktober 2019, menjadi 6,9 detik.  Capaian dia menjadi judul sebuah film yang disutradarai Lola Amaria membuat saya tercengang, biasanya hanya sepak bola dan bulutangkis diangkat ke layar lebar.

Satu demi satu atlet panjang tebing bermunculan setelah Aries Susanti memutuskan pensiun. Regenerasi dalam olahraga ini lumayan cepat.

Rajiah Salsabila adalah salah satu di antaranya. Ikut meraih medali emas untuk nomor tim kecepatan putri di Asian Games 2018, sementara pada Asian Games 2023 di  Hangzhou, Tiongkok, Rajiah meraih perak di nomor tim. 

Rekannya Desak Made Rita Kusuma Putri mempertahankan emas di nomor kecepatan putri di ajang yang sama. Dia mencatatkan angka 6,3 detik lebih cepat dari Aries Susanti. 

Pada kejuaraan dunia panjat Tebing di Bern Swiss pada Agustus 2023, Desak Made memenangkan partai final melawan Emma Hunt (AS) dengan waktu 6,49 detik dan lawannya 6,67 detik yang membuatnya lolos ke Olimpiade.  Sementara Rajiah mendapat poin di kejuaraan dunia Shanghai menemani Desak.

Nama Veddriq Leonardo juga tercatat sebagai periah perak bersama rekan-rekannya di nomor tim kecepatan putra pada Asian Games 2023.  Pria kelahiran 1997 mendapat enam gelar kejuaraan dunia, seperti IFSC di AS dan Swiss  pada 2021, Korea Selatan pada 2022 dan terakhir AS pada 2023.

Kini Veddriq mencatat prestasi di arena Olimpiade  mendapatkan emas di nomor kecepatan putra dengan waktu 4,75 detik mengalahkan Wu Peng dalam final yang mencatat 4,77 detik.

Desak dan Rajiah walau tidak mendapat medali juga mencetak sejarah berlaga di Olimpiade. Bahkan Desak memperbaiki waktunya 6,369 detik hanya beda tipis dengan Deng Li Juan dari China 6,363 detik.

Rajiah mengalahkan Emma Hunt (AS)  namun ketika berhadapan dengan Deng Li Juan di semi final harus mengakui keunggulan lawannya dengan catatan 6,38 detik dan 6,41 detik.

Melihat hasil Asian Games 2018 hingga Olimpiade 2024, maka Panjat Tebing bakal menjadi olahraga berprestasi dunia berikutnya setelah bulu tangkis dengan regenerasi yang menjanjikan. 

Sebagai catatan Desak, Rajiah dan Veddriq masih berusia 20 tahunan.   Sementara Indonesia masih punya cukup stok atlet. Keberhasilan atlet pada 2018 menjadi pemicu popularitas olahraga ini.

Meskipun film, media sosial maupun event-event lokal juga berperan mendorong kalangan muda menekuni olahraga ini. Tayangan Youtube betapa asyiknya pertandingan kecepatan di papan panjat yang durasinya singkat memberikan sensasi sendiri.

Saya dan juga mungkin para penonton  menyaksikan pertandingan panjat tebing di media sosialsebagai hiburan sekaligus menaikan nasionalisme.Atlet Indonesia mampu mengalahkan atlet dari negara maju  Amerika Serikat, China, Prancis.     

Dengan demikian saya memprediksi panjat tebing  jadi tren terutama di kalangan generasi milenial.  Apalagi  fasiltas untuk olahraga ada di pusat-pusat gym, sejumlah kampus dan tidak membutuhkan area yang luas.

Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) mengakui bahwa sejak 2018 jumlah pemanjat tebing hanya ratusan orang kini menjadi lebih dari 1.200 orang baik amatir maupun professional pada 2022. Kalau ditambahkan jumlah yang tidak terdaftar ribuan orang.

Irvan Sjafari

Sumber Lain: 

https://www.kompas.id/baca/olahraga/2022/11/20/prestasi-atlet-pemicu-panjat-tebing-jadi-tren-olahraga


Sumber Foto:

https://www.kemenpora.go.id/detail/5229/desak-made-dan-sallsabillah-lolos-perempat-final-olimpiade-2024-paris

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun