Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Nasib Kukang Bangka, Tersengat Listrik hingga Masuk Rumah Warga

8 Agustus 2024   17:14 Diperbarui: 8 Agustus 2024   17:21 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kukang Bangka https://kukangku.id/kukang/bangka/

Instagram Alobi Foundation pada 5 Agustus 2024  menyampaikan seorang warga di Kacang Pedang, Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka Belitung melaporkan  rumahnya kemasukan seekor kukang endemik Bangka (Nycticebus Bancanus).  

Menanggapi laporan ini tim penyelamat satwa liar Alobi segera melakukan evakuasi terhadap satwa ini. Sayangnya, kukang ini dalam keadaan mengenaskan, tempurung kepala dan perutnya terluka. 

Kukang itu masih bisa dibawa ke Pusat Penyelamatan Satwa Alobi Babel di kawasan Reklamasi Timah Jangkang. Hewan itu masih menunjukkan semangat bertahan hidup.

Belajar dari kejadian ini pihak Alobi meminta masyarakat di provinsi itu jika ada satwa liar yang sebetulnya tidak berbahaya seperti kukang, tarsius atau treggiling ketika masuk pekarangan atau rumah untuk tidak dilukai. Lembaga ini meminta warga untuk mengontak pihaknya atau BKSDA.

Sekitar seminggu sebelumnya Yayasan Alobi juga menerima laporan seekor kukang lainnya tersengar listrik di Desa Batu Rusam Kecamatan Marawang.

Untungnya ada seorang warga bernama Havis yang mau merawat kukang itu dan kemudian menyerahkan kukang itu pada Alobi. Ketika dievakuasi kukang malang itu mendapat luka di kanan yang membusuk, mata rusak dan luka bagian perut. Kondisi ini tidak memungkinkan Sang Kukang kembali ke habitatnya.

Apa yang dialami kukang ini mengingatkan saya pada nasib monyet ekor panjang di sejumlah daerah pemukiman di Indonesia. Pada waktu saya berjalan-jalan di kawasan Taman Hutan Raya Djuanda monyet ekor panjang tanpa malu-malu lagi menjarah warung dan menghampiri pengunjung yang sedang makan. 

Bahkan di kawasan Lembang dan Bandung Utara monyet ekor panjang ini berkeliaran di rumah warga. Hal ini menjadi pertanyaan apa yang dilakukan hewan-hewan ini keluar habitat mereka? Apa makanan di habitat mereka tidak lagi mencukupi?  

Manager Pusat Penyelamatan Satwa Alobi Bangka Belitung Endi R. Yusuf  baik kukang maupun satwa liar  keluar habitat karena terjadi banyak penyempitan habitat.

Habitat itu  dalam  istilah masyarakat di Bangka Belitung disebut kelekak, area hutan atau sebidang tanah yang ditanami pohon khas daerah  umumnya durian, binjai, manggis. Pemiliknya pribadi maupun bersama, sebagai warisan leluhur untuk anak cucu di kemudian hari. Buah-buahan itu adalah makanan kukang Bangka ini.

"Kukang ini mencari makan menyeberang dari habitat jika pakannya tidak mencukupi lagi.  Sebagai satwa arboreal kukang menyukai memanjat, mereka tidak bisa membedakan pohon, tiang atau menara listrik   yang digunakan untuk bergerak. Apa pun yang tinggi  mereka panjat," ujar Endi ketika saya hubungi 8 Agustus 2024.

Nasib kukang mirip monyet ekor panjang juga dibenarkan Endi.  Alobi pernah menerima laporan ada sekelompok monyet ekor panjang masuk ke perumahan. 

"Pas kita lihat memang perumahannya dibangun di daerah yang seharusnya menjadi habitat monyet. Hingga menjadi tanda tanya apakah monyet yang masuk ke perumahan atau perumahannya yang masuk ke habitat monyet. Itu akan menjadi dua sisi yang berbeda," jelas Endi.

Di Bangka semenjak banyaknya kerusakan dan penyempitan habitat. Imbasnya,  kasus satwa keluar habitat atau masuk ke pemukiman di setiap tahunnya cenderung meningkat juga.

Untuk mencegah kasus tidak keluar habitat yang pastinya habitatnya yang harus dijaga, jika habitat bagus satwa nggak akan keluar habitat  karena semua tercukupi dan pakan alami juga tersedia.

Hal senada juga dinyatakan  staf pengajar Program  Studi Konservasi Sumber Daya Alam Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung (Prodi KSDA Unmuh Babel) Randi Syafutra alasan Kukang Bangka masuk rumah warga  sederhana  mencari makan. 

Kelekak, habitat mereka tidak setiap musim menyediakan buah.  Jadi mereka harus keluar.   Sebagai primata aboreal mereka menggunakan tiang listrik dan kabel untuk pindah karena tidak ada jembatan kanopi untuk mereka di Bangka. Masalahnya, tiang listrik dan kabelnya  tidak ramah primata, bukan saja kukang tetapi juga untuk monyet.

"Pada 2018 saya melakukan penelitian ketika kukang bangka  terancam karena banyak dicari orang dijadikan peliharaan. Saya pernah menemukan mereka yang memelihara kukang menganggap memeliharanya seperti kucing, cukup dikasih makan seperti kucing. Padahal yang namanya satwa liar mempunyai risiko menularkan zoonosis pada manusia dan sebaliknya satwa bisa mati karena stres," jelas Randi kepada saya, 8 Agustus 2024

Randi menyatakan hasil studinya kukang itu kerap ditemukan pada pohon nangka, pisang, karet, cempedak, rambutan.

Habitat kukang hingga saat ini terfragmentasi menjadi kebun sawit, pertambangan illegal timah dan perumahan penduduk.  Hingga kini populasi kukang Bangka masih dalam kajian.   Sayangnya belum ada upaya pemerintah yang serius untuk menyelematkan kukang Bangka dari kepunahan  termasuk juga regulasi yang mendukungnya.

Irvan Sjafari

Bahan lain:

https://primata.ipb.ac.id/studi-ekologi-dan-populasi-kukang-di-pulau-bangka/ 

Sumber Foto:

https://kukangku.id/kukang/bangka/ 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun