Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

KMPS Lestari, Milenial Desa Anrang, Bulukumba Penjaga Sungai Balantieng

28 Juli 2024   17:12 Diperbarui: 28 Juli 2024   19:11 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang anggota KMPS di dekat Kebun Cengkeh-Foto: Dokumentasi KMPS

Desa Anrang, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan yang diberikan anugerah berada di tanah yang subur. Hawanya asri  dikeliling tanaman perkebunan  cengkeh, pala, merica dan berbagai tanaman buah.

Sungai Balantieng sepanjang  53,39 km mengalir di tengah Desa Anrang menjadi urat nadi  kehidupan masyarakat yang berprofesi sebagai petani. Sayangnya semakin dekat  pemukiman  dengan Sungai maka ancaman kelestarian Sungai semakin tinggi.

Sejumlah aktivitas manusia mengancam keberlanjutan kelestarian sungai  antara lain, menjadikan sungai sebagai tempat membuang sampah, buang air hingga mencuci.

Selain itu beban sungai bertambah dengan adanya aktivitas tambang galian C, menangkap ikan dengan menggunakan strum, penebangan pohon, bius racun untuk menangkap ikan dan sebagainya.

Sungai Balantieng tercemar, ekosistem menyempit dan berkurang, airnya tidak lagi baik untuk dikonsumsi, suhu udara menjadi panas dan kuantitas debu meningkat.

Salah satu efek terbesarnya yang dirasakan oleh Masyarakat disepanjang Sungai Balantieng adalah menurunnya kualitas air pada sepanjang Daerah Aliran Sungai Balantieng.

Padahal sungai itu juga melewati 37 desa dalam 6 kecamatan di kabupaten Bulukumba. Masyarakat juga menggunakan air sungai untuk pengairan sawah dan berkebun.

Sejumlah milenial warga Desa Anrang yang tergabung dalam Komunitas Masyarakat Peduli Sungai (KMPS) Lestari mencemaskan hal ini.  Mereka  membuat komitmen dan gerakan belajar untuk pengembangan kapasitas keilmuan melalui pertemuan rutin, jelajah dan dan kegiatan bersih sungai.

Juru Bicara KMPS Lestari Siti Nuraisya Basri menyampaikan kegiatan pihaknya juga mencakup  pembuatan film seruan menjaga sungai, membuat papan informasi seruan menjaga kelestarian Sungai dan penanaman pohon penghijauan dan aktivitas lainnya yang berdampak baik bagi lingkungan hidup, khususnya sungai.

"KMPS Lestari yang digagas oleh BUMDes mesupakan sebuah komunitas simpul berlajar di DAS Balantieng.   Sekalipun kalangan milenial mendominasi KMPS anggotanya juga datang dari kalangan ibu rumah tangga dan petani," ungkap dara Raisya ini kepada saya 27 Juli 2024.

Dikatakannya, ada juga anggota yang datang  desa tetangga Anrang seperti Bajiminasa, Pangalloang, Bontomatene, Bulolohe dan Tamaona.

BUMDes Tumarila Desa Anrang memandang pentingnya simpul belajar dan Gerakan Masyarakat untuk menjaga dan berpartisipasi dalam mewujudkan lingkungan hidup yang berkelanjutan.

Seorang anggota KMPS di dekat Kebun Cengkeh-Foto: Dokumentasi KMPS
Seorang anggota KMPS di dekat Kebun Cengkeh-Foto: Dokumentasi KMPS

KMPS mendukung tujuannya itu,  yaitu "Pendampingan Produk Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang berkontribusi terhadap peningkatan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan di Desa Anrang" yang didukung oleh Global Environmental Facility - Small Grants Programme (GEF-SGP).

BUMDes Tumraila menilai bahwa di DAS Balantieng terdapat banyak permasalahan yang butuh penanganan serius agar tetap menjadikan DAS Balantieng sebagai lingkungan yang lestari untuk kebutuhan ekonomi Masyarakat dan Ekosistem yang berkelanjutan.

Raisya mengatakan sudah jatuh hati pada lingkungan karena menyukai aktivitas di alam terbuka.   Ketika dia sudah lulus kuliah di Administrasi, Universitas Negeri Makassar dia pun kembali membangun kampung halamannya.

"Kalau untuk air bersih sebagian besar masyarakat mengandalkan air Sumur untuk kebutuhan sehari-hari dan Air ledeng. Namun jika kemarau panjang masyarakat mengandalkan air dari Sungai Balantieng," jelas Raisya.

Beberapa waktu lalu Yayasan Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton)  mengajak delapan anggota KMPS untuk ikut melakukan pengujian mikroplastik di Sungai Balantieng.

Kolaborasi ini menemukan sudah adanya partikel mikroplastik  di sungai, ini sebanyak yang ditemukan yakni 30 Filamen dan 20 Fiber. Untungnya masih terdapat  12 jenis seragga air dan di bagian hulu Desa Kahayya sebanyak 14 jenis.  Adanya serangga menunjukkan indikator kesehatan sungai.

Dengan temuan ini kata Asdi kuswadi, anggota KMPS Lestari lainnya bisa menimbulkan kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah ke sungai yang bisa berakibat kerusakan.

"Sampah plastik bisa berubah menjadi mikroplastik yang bisa membahayakan kesehatan," katanya seperti dikutip dari keterangan tertulis Ecoton berapa waktu lalu.

KMPS Lestari  kini berjuang menjaga kelestarian sungai demi seluruh warga desa, sekaligus juga generasi mereka sendiri masa depan.

Irvan Sjafari 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun