"Nah, wahang Lutfi...  ikut! Karena Wahang Tuh" perintah Angku Mansyur bersama istrinya.
Di beranda, seorang perempuan berdarah Maluku kira-kira usia 30 tahun menyeret seorang remaja laki-laki usia 17 tahun dan seorang lagi  bapak berumur 40 tahunan keturunan Manado membawa anak laki-lakinya.
Yang perempuan terkejut ketika melihat Widy. "Lah Widy kita naik Gunung Lawu bersama...ini teman aku Paman David."
Remaja itu makin pucat karena kakaknya kenal sama Widy yang baru berkelahi dengan dia.
"Jilly, sudah lama..." mereka berpelukan.
Jillyy melihat bibir Widy berdarah kemudian dia melirik adiknya yang kemudian diketahui bersama Samson.
"Widy, kamu berkelahi sama adikku ya? Dia dan teman-temannya menyerang?"
Widy mengangguk. "Ya, sudah lupakan saja."
Jilly tampak tidak senang. "Bisa-bisanya  kamu berkelahi sama perempuan? Kamu bayangkan nggak kalau ada laki-laki berkelahi sama kakak? Kalau Bapak kamu masih hidup, dia pasti marah besar."
"Iya, minta maaf Kak," kata Samson yang badannya besar.
"Mengapa kamu cari anak kampung sana yang badannya besar juga kalau kamu berkelahi? Ini kawan kakak, kami seperti saudara.."