Putu Gigah Ardewi adalah salah seorang aktivis lingkungan dari International Association of Students in Agricultural and Related Sciences (IAAS) Local Committe Universitas Brawijaya, Malang .
Mahasiswa Jurusan Agribisnis Program Internasional Angkatan 2022 ini sejak masuk kuliha jatuh hati pada IAAS yang dianggapnya keren dan peduli pada lingkungan.
Putu Gigah Ardewi mengaku mengalami "culture shock" ketika mengetahui bahwa semua pasar swalayan modern di Kota Malang menggunakan plastik, sementara hal itu sudah ditinggalkan di tempat tinggalnya di Bali.
Dara kelahiran 2 November 2004 mengatakan sedih mendapatkan sungai-sungai di kota tempatnya menuntut ilmu penuh sampah, terutama sampah plastik.
"Kami melihat sampah  menggunung di sungai. Hal ini karena tidak adanya inisiatif warga untuk membersihkan. Hal ini  dikarenakan dukungan fasilitas kebersihan yang kurang dari desa. Hal ini mengetuk hati kami," kata dara yang dipanggil Gigi ini.
Berikut  wawancara saya by WA dengan Gigi, sebagian untuk Kompasiana dan sebagian untuk Cakrawala, pada 7 Juli 2024. Ini petikannya. Â
Apa itu  IAAS Local Committee Universitas Brawijaya?
Perlu saya katakana IAAS atau International Association of Students in Agricultural and Related Sciences adalah organisasi non profit bertaraf Internasional  yang berpusat di Belgia.  IAAS sudah ada sejak 1959 dengan beranggotakan 8 negara.
Indonesia merupakan salah satu negara anggota IAAS. di Indonesia sendiri itu ada beberapa cabang yang dikenal dengan istilah Local committe (LC). Â IAAS Local Committe Universitas Brawijaya adalah cabang tertua di Indonesia. Â
IAAS adalah organisasi yang berfokus pada isu isu lingkungan baik di indonesia maupun dunia. Kegiatan kepedulian lingkungan ini sebagai bentuk implementasi isu isu yang pernah dibahas pada beberapa forum IAAS seperti  International Summer Course, dan pembahasan-pembahasan lainnya tetang keberlanjutan lingkungan yang selaras dengan poin poin SDGS.
Mengapa tertarik menjadi anggota IAAS?
Dari awal menjadi mahasiswa baru, saya tidak ragu untuk join IAAS karena dari namanya saja sudah berkelas dan merupakan organisasi tingkat dunia.
Otomatis regulasi yang ditetapkan itu sudah pakem dan profesional dalam melaksanakan setiap program yang berorientasi lingkungan. namun wlaupun terlihat formal dan profesional,.
IAAS LC UB sangat mengutamakan kekeluargaan. Itu yang membuat saya tidak sungkan untuk mengikuti segala kegiatan yang difasilitasi oleh IAAS world, IAAS Indonesia dan IAAS LC UB.
Apa kiprah IAAS LC Universitas Brawijaya?Â
IAAS LC UB  memilliki seruan Think Globally, Act Locally.  Seruan itu merepresentasikan anggota  IAAS LC UB yang selalu menyesuaikan trend global namun kami berdedikasi pada masyarakat lokal.
Mengapa kami peduli dengan lingkungan? Karena anggota kami telah merasakan langsung bagaimana kerusakan lingkungan berdampak pada masyarakat tahun lalu.
Kami juga mendapatkan pendanaan dari Kemendikbud untuk membangun desa. Kami menginap di rumah warga, membangun fasilitas desa dan berdedikasi pada desa tertentu selama lima  tahun.
Tahun ini adalah tahun ke 3 kami mengabdi. Namun, aksi aksi lingkungan tidak hanya kami lakukan di desa, namun juga di kota yang merupakan pusat pariwisata.
Selama 2023, IAAS sudah melakukan beberapa kegiatan seperti COLLEAGLEE ini adalah kegiatan bersih bersih sungai yang mengundang banyak perhatian warga dan juga masyarakat umum.
Kami melihat sampah menggunung di sungai.  Warga seperti tidak punya inisiatif warga untuk membersihkan. Hal ini  dikarenakan dukungan fasilitas kebersihan yang kurang dari desa. Kondisi ini  mengetuk hati kami untuk membersihkan salah satu sungai yaitu Sungai Muharto pada tahun lalu.
Kami membersihkan Sungai Muharto di Malang dan melibatkan masyarakat setempat sehingga tumbuh rasa memiliki dan kepedulian kepada lingkungan sekitar. Â Â
Selain itu kegiatan ini sudah diawasi oleh babinsa dan keamanan terkait sehingga aman diikuti oleh relawan  yang terlibat.
Pada 2024 ini apa rencananya?Â
Untuk tahun ini, kami berencana menanam mangrove sebagai program terbaru kami dengan tema #MyLifeofZeroCarbon. kami mengadakan kampanye secara daring (online), pembekalan materi dan pengimplementasian program nya secara offline yaitu dengan menanam pohon.
IAAS LC UB setiap tahunnya rutin melakukan program VCP (village concept project) di desa binaan kami.
Lima tahun kemarin kami lakukan di desa Taji dengan hasil berupa produk UMKM khas desa Taji yang berhasil kami kembangkan yaitu mengolah sumber daya desa yaitu Cookies Ganyong. Â
Dampaknya warga desa disana khususnya ibu ibu dapat diberdayakan secara mandiri mengolah bahan baku hingga siap dijual menjadi sumber pemasukan baru. kemudian sejak  2022.
Ada Desa lain?
Kami pindah desa karena sudah 5 tahun di desa sebelumya. kami kembali melakukan pengabdian kembali di Desa Pandansari kecamatan poncokusumo kab malang.
Tahun lalu kami memenangkan kompetisi lomba dan mendapatkan pendanaan puluhan juta untuk mengembangkan desa tersebut,
Kami memanfaatkan air hujan terintegrasi irigasi tetes untuk lahan kering di desa pandansari dan kegiatan tersebut mendapat dukungan dari banyak instasi.
Tahun ini kami juga memenangkan pendanaan kompettisi yang sama namun kami membuat program yang berbeda di desa pandansari. Kami membuat perangkap hama lalat buah di lahan jeruk yang berbasir IOT.
Selain itu ada program EXPRONAS (exchange program national) di mana kegiatan ini adalah kegiatan magang yang difasilitasi oleh  mitra IAAS di perusahaan-perusahaan  di Indonesia selama beberapa waktu tertentu.
Saya sendiri mengikuti semua kegiatan yang sifatnya pengabdian lingkungan yang diadakan di IAAS karena sangat mengasah skill negosiasi dan sosialisasi saya dengan warga desa .
Hal ini benar benar mengajari saya untuk selalu mempertimbangkan lingkungan sebagai bagian dari kehidupan. jadi setiap kegiatan dari IAAS pasti sangat mempertimbangkan lingkungan.
Sejak kapan tertarik pada lingkungan hidup?
Saya tertarik pada lingkungan sebatas normal memang dari SMA, namun untuk berkontribusi secara nyata baru saya dapatkan di IAAS. yang meggugah saya pertama kali itu adalah PLASTIK.
Sejak megikuti lomba student company saat SMA, saya menemukan riset bahwa PLASTIK diciptakan di negara asalnya itu memang untuk digunakan berkali kali, bukan sekali buang.
Jadi misalkan kita menggunakan kantong plastik, sebenarnya awal mulanya digunakan untuk berulang ulang bukannya malah dibuang dan membeli plastik baru.
Itu yang terjadi saat ini. Jadi saya kepo, kenapa sekarang malah menjadi terbalik? Â Harusnya plastik boleh digunakan tapi dengan regulasi yang tepat.
Asalnya dari Bali?Â
Saya asli Bali, namun kuliah di Malang. ini juga salah satu culture shock saya ketika kuliah diMalang di mana semua pasar swalayan dan warung masih menyediakan plastik sedangkan di Bali tidak. Aturan larangan menyediakan plastik di Bali itu ketat menurut saya.
Masalah lingkungan di daerah saya itu mungkin lebih ke turis turis asing, tidak semuanya, namun ada beberpa yang datang ke Bali namun membuat sampah dan membuka usaha yang tidak seharusnya ada di Bali.
Masalah yang pernah dihadapi Bali juga adanya reklamasi.  Sekarang sudah semakin banyak mal-mal  besar yang berdiri sangat dekat dengan pantai.
Mungkin sekarang belum ada dampaknya namun khawatir nanti semakin sedikit lahan yang dapat digunakan untuk budidaya bakau untuk penyeimbang ekosistem.
Mengapa Bali relatif lebih  baik soal lingkungan hidup?
Lingkungan hidup di daerah saya bisa dibilang masih terjaga oleh masyarakat dan leluhurnya karena kami orang Bali sangat sakral dan lingkungan selalu menjadi bagian dari keseharian kami.
Namun intervensi orang luar yang biasanya menimbulkan permasallahan lingkungan hidup di Bali seperti penimbunan sampah yang pada akhirnya mengakibatkan penumpukan sampah yang sangat tinggi di TPA pusat dan menimbulkan bau tidak sedap.
Jadi itu sebenarnya sudah risiko di Bali karena menjadi tempat persinggahan wisatawan mancanegara yang tidak pernah sepi. Aktivitas industri dan perdagangan sangat banyak, yang mau tidak mau menimbulkan sampah. Namun bisa saya katakan bahwa keharmonian lingkungan hidup di Bali lebih baik dibandingkan tempat saya merantau sekarang.
Irvan Sjafari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H