Kami memanfaatkan air hujan terintegrasi irigasi tetes untuk lahan kering di desa pandansari dan kegiatan tersebut mendapat dukungan dari banyak instasi.
Tahun ini kami juga memenangkan pendanaan kompettisi yang sama namun kami membuat program yang berbeda di desa pandansari. Kami membuat perangkap hama lalat buah di lahan jeruk yang berbasir IOT.
Selain itu ada program EXPRONAS (exchange program national) di mana kegiatan ini adalah kegiatan magang yang difasilitasi oleh  mitra IAAS di perusahaan-perusahaan  di Indonesia selama beberapa waktu tertentu.
Saya sendiri mengikuti semua kegiatan yang sifatnya pengabdian lingkungan yang diadakan di IAAS karena sangat mengasah skill negosiasi dan sosialisasi saya dengan warga desa .
Hal ini benar benar mengajari saya untuk selalu mempertimbangkan lingkungan sebagai bagian dari kehidupan. jadi setiap kegiatan dari IAAS pasti sangat mempertimbangkan lingkungan.
Sejak kapan tertarik pada lingkungan hidup?
Saya tertarik pada lingkungan sebatas normal memang dari SMA, namun untuk berkontribusi secara nyata baru saya dapatkan di IAAS. yang meggugah saya pertama kali itu adalah PLASTIK.
Sejak megikuti lomba student company saat SMA, saya menemukan riset bahwa PLASTIK diciptakan di negara asalnya itu memang untuk digunakan berkali kali, bukan sekali buang.
Jadi misalkan kita menggunakan kantong plastik, sebenarnya awal mulanya digunakan untuk berulang ulang bukannya malah dibuang dan membeli plastik baru.
Itu yang terjadi saat ini. Jadi saya kepo, kenapa sekarang malah menjadi terbalik? Â Harusnya plastik boleh digunakan tapi dengan regulasi yang tepat.
Asalnya dari Bali?Â