Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review "Tengkorak" 2018, Konspirasi ala "X-Files" Plus "Knowing"

28 Juni 2024   23:15 Diperbarui: 28 Juni 2024   23:21 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Eka Nusa Pertiwi dalam "Tengkorak"-Foto: Liputan6

Begitu pentingkah untuk menyimpan rahasia tengkorak raksasa itu? Pasalnya Ani membawa sebuah bukti dari tim peneliti bahwa penghancuran tengkorak raksasa itu justru mendatangkan malapetaka yang bukan saja mengancam Indonesia tetapi juga dunia.

Cara Yusron bertutur pada sepertiga akhir film ini mengingatkan pada Knowing (2009)  yang diperankan Nicholas Cage, di mana seorang anak mendapatkan teka-teki yang  ternyata berhubungan dengan hari kiamat.

Sayang saya baru bisa menyaksikan film ini pada 27 Juni 2006 melalui bioskop online, sebagai hadiah lomba dari komunitas KOMiKs. Saya memilih film karena ingin tahu seperti apa sih kalau sineas buat film fiksi ilmiah yang rata-rata berbudget besar.  Ini film budgetnya rendah, ternyata tidak mengecewakan.  

Yusron mampu menghadirkan fiksi ilmiah dengan teknik yang pas sesuai biaya, tetapi tidak mengecewakan terutama pada endingnya yang membuat bulu kuduk berdiri. Ending itulah yang diprediksi terjadi yang ingin disampaikan oleh Profesor Watson kepada seorang yang harus ditemui Ani untuk menyingkapkannya.

Eka Nusa Pertiwi dalam
Eka Nusa Pertiwi dalam "Tengkorak"-Foto: Liputan6

Selain ending, adegan baku tembak di menara antara Letnan Jaka dengan sniper yang ingin menghabisi mereka, tak kalah serunya dengan film-film konspirasi. Diselengi umpatan-umpatan kasar berbahasa Jawa dan serangan drone.  

Saya juga suka adegan ketika Presiden Republik gelisah di ruangannya ketika sudah mengambil keputusan untuk menerima tawaran IMF. Apakah tawaran bermanfaat bagi bangsa Indonesia atau justru bagai membuka kotak pandora, mengundang malapetaka seperti dalam mitologi Yunani?

Jika penonton jeli maka kotak pandora itu ada di dalam berapa adegan, termasuk ketika Pak Burhan (Muhammad Abe), orang yang ditemui dan Jaka membuka halaman Quran.  Jadi apa yang akan terjadi sebetulnya sudah bisa diraba.  

Sebagai sebuah film fiksi ilmiah dengan durasi 116 menit, saya mengapresiasi film produksi Akasacara Film dan Vokasi Studios ini.  Dari departemen kasting Eka Nusa Pertiwi sebagai Ani agak menonjol dalam film ini  dan tentunya  Yusron Fuadi sendiri sebagai Yos.

Selain "Tengkorak", Eka Nusa Pertiwi pernah bermain dalam film" Perempuan Tanah Jahanam", "Mata Tertutup", "Maylies" dan sebagainya.  Namun aktivitas perempuan kelahiran 1 November 1990 di dunia teater lebih menonjol.   Pengalaman di dunia terater tampak dalam sejumlah adegan, terutama perjalanan dengan Yos hanya menunjukkan ekspresi wajah dan gestur tubuh, hampir tanpa dialog. Saya ingin menonton filmnya yang lain dan jadi ingin tahu penampilannya di teater.

Irvan Sjafari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun