Riset dan studi literatur tentang penggunaan bonggol pisang sebagai pupuk sudah banyak beredar terutama untuk Pupuk Organik Cair (POC), tetapi tim kami berinovasi membuat pupuk dari limbah bonggol pisang yang berbentuk padat.
Skema PKM yang kami usung adalah Kewirausahaan sehingga kami menggunakan riset-riset terdahulu untuk membuat produk Pupukin!. Pupukin! cocok untuk semua jenis tanaman terutama tanaman hortikultura sayur daun seperti pakcoy, sawi, selada, romain, dan sebagainya.
Bagaimana dengan ketersediaan bahan? Bahan limbah bonggol dan kulit udang didatangkan dari mana? Â Rencananya nanti produksi di mana?
Bahan-bahan seperti limbah bonggol pisang kami datangkan dari petani mitra di Kebun Ciparanje, Jatinangor. Sedangkan limbah kulit udang didatangkan dari mitra tambak udang di Cirebon. Seluruh kegiatan produksi kami lakukan di Jatinangor. Saat ini pemasaran sudah kami lakukan secara offline (luring) Â dan online (daring).
Secara luring  kami mengikuti pameran yang diselenggarakan fakultas, word of mouth, dan konsinyasi bersama beberapa komunitas urban farming. Sedangkan secara daring kami membuka toko online di Shopee dan pemasaran melalui media sosial di instagram, tiktok, dan facebook resmi @pupukin. Saat ini kami dalam tahap pengajuan Hak Cipta dan Merek.
Nah Prili sendiri mengapa tertarik ikut terlibat menghadirkan produk limbah? Sejak kapan Prili peduli lingkungan?
Sebagai mahasiswa agribisnis, saya tersadarkan kalau ternyata se-sederhana buah pisang yang sehari-hari saya konsumsi punya bagian-bagian yang belum dioptimalkan terutama bonggolnya.
Setelah berbincang-bincang bersama petani yang kini menjadi mitra, mereka mengaku sangat senang jika ada orang yang mau memanfaatkan bonggol pisang yang menjadikan tambahan pemasukan bagi petani. Itulah titik awal saya mulai tersadar ternyata limbah tidak hanya menjadi sampah, justru malah menjadi berkah.
Sejauh ini, kali pertama saya terjun langsung membuat kompos dari 0. Pengalaman saya sebelumnya hanya mengamati pembuatan kompos di tempat magang, dan kegiatan praktikum di kampus.
Menurut Prilli masa depan produk agribisnis dengan sistem berkelanjutan ini seperti apa? Di Bandung sampai saat ini seperti apa?Â