Berkat ayahnya yang sering menanam pohon, Diny Hartiningtias  jatuh hati pada dunia lingkungan hidup. Ketika itu dia masih duduk di bangku SDN 05 Bendungan Hilir, Jakarta Selatan, Sang Ayah gemar berkebun.  Diny kecil suka bermain di kebun dan mengajak teman-temannya berkemah di halaman rumah.
Tidak mengherankan Program and Fund Raiser Manager Belantara Foundation ini merasa bekerja sesuai panggilan hatinya.  Peraih Magister Ilmu Kehutanan ini  dari Northern Arizona University ini sudah mengikuti kegiatan pencinta alam sejak duduk di bangku SMAN 28.
"Saya pertama kali tertarik dengan hutan pinus yakni saat melanjutkan pendidikan master. Kampus saya berada di sekitar hutan pinus jenis Panderosa," kata alumni Jurusan Biologi FMIPA UI ini ketika saya wawancarai melalui Whatsapp, 19 Juni 2024.
Diny memperkuat bukti bahwa semakin banyak generasi muda Indonesia pada lingkungan hidup. Â Berikut petikan wawancaranya. Â
Bagaimana ceritanya jatuh hati pada dunia lingkungan hidup?Â
Sepertinya pertama kali saya suka dunia lingkungan hidup itu saat saya masih usia sekolah dasar. Pada saat itu, saya sering bermain di halaman rumah yang banyak pohonnya. Bapak saya suka berkebun, saya sejak kecil sering melihat Bapak merawat pepohonan. Kadang pula, Bapak mengajak saya dan teman-teman saya untuk berkemah di halaman rumah. Mungkin itu pertama kali tumbuh rasa suka dengan alam dan dunia lingkungan hidup.
Selanjutnya saat saya SMA, saya mulai mengeksplorasi informasi dan pengalaman di lapangan melalui ekstrakulikuler pecinta alam. Di situlah saya kemudian belajar memerhatikan alam lebih dalam dan melihat berbagai bentuk ekosistem.
Kalau aku searching di Google, Â Diny ini berminat pada hutan? Khususnya pinus? Bagaimana ceritanya pengalaman Diny sampai mencintai hutan, lalu bagaimana pinus bisa memikat hati Diny?
Â
Iya, saya sangat menyenangi topik-topik terkait dengan hutan. Saat saya berkuliah biologi, saya semakin banyak mendapat pengalaman belajar lebih lanjut tentang hutan.