Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Anisa Edi Setiyani, Mimpikan Kota Hijau dengan Transportasi Massal Terkoneksi

11 Juni 2024   22:32 Diperbarui: 11 Juni 2024   22:50 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anisa bersama teman-teman sesama anak muda mancanegara di WWF ke-10/dok. pri

Semakin bertambah deretan milenial yang menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan hidup.  Anisa Edi Setiyani menambah deretan itu ketika menjadi salah satu wakil kalangan muda Indonesia mengikuti World Water Forum (WWF) ke 10 yang baru saja digelar di Bali pada 18-25 Mei 2024 lalu.

Mahasiswa  Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Institut Teknologi Bandung (ITB) 2021, mempelajari dan mendapatkan pengalaman dalam berapa hal.

Dara kelahiran Banjarnegara  2004 ini  bergabung dalam tim Sustainable Water Finance Abdurahman Aliyu (Nigeria), Felix Yegon (Kenya), Ghurav Thapak (India), dan Vebtasvili (Indonesia).

"Kami mempelajari green finance, belajar juga circular water economy  seperti bagaimana agar air yang dihasilkan tidak dibuang begitu saja tapi berputar dan dapat digunakan kali," ujar Anisa menjawab pertanyaan saya melalui Whatsapp, 11 Juni 2024.

Berikut petikan tanya jawab  saya untuk tulisan di Kompasiana dan sebagian lagi untuk sebuah media daring. Kesadaran Anisa terhadap lingkungan hidup berangkat dari keprihatinan waktu kecil pernah mengalami kesulitan air di Banjarnegara, Jawa Tengah.

Dalam event  WWF Anisa disebutkan ikut mengatasi masalah banjir di Lapangan Puputan Renon Bali? Apa penyebabnya dan bagaimana mengatasinya?  

Penyebab banjirnya sebenarnya karena adanya sampah yang menyumbat selokan di sana sama kapasitas selokan yang kurang memadai dari air hujan. Pada waktu itu solusi awal yang sudah ada adalah dengan membangun semacam drainase bawah tanah yang rencananya terkoneksi dengan museum bawah tanah yang sebelumnya sudah diajukan oleh kelompok pendahulu. Jadi lomba yang aku ikuti semacam sudah ada solusinya.  Hanya saja kami  memodifikasi lagi solusi yang ada.

 

Bagaimana juga dengan kondisi mangrove di Tanjung Benoa, karena Anisa ikut melakukan penanaman mangrove? Apa fungsi mangrove di sana menurut Anisa?

Benar kami  ikut penanaman mangrove tetapi sebenarnya penanaman yang ada hanya seremonial.  Kegiatannya lebih ke belajar tentang mangrove dan penanaman situs mangrove di sana.  Kalau aku melihat  penanam mangrove yang ada di Tanjung Benoa cukup unik karena mereka menanam sistem penanaman yang mereka buat sendiri.   Lahan mangrove  di sana cukup kritis dan arusnya lumayan.  Jadi kalau ditanam dengan metode biasa mangrovenya akan hilang begitu saja, ternyata mangrove sangat penting untuk mencegah abrasi, menjaga air kita

 

Sebagai mahasiswa ITB, bagaimana Anisa melihat sumber air di kota Bandung? Apa punya ide mempertahankan mata air atau melakukan penabungan (saving) air?  Apa perlu ada regulasi untuk mempertahankan mata air?

Karena kita belajar tentang sistem perkotaan di Bandung, kebetulan pas ada tugas mata kuliah manajemen dan administrasi pemerintahan kemarin kelompok aku mengupas terkait air bersih PDAM.  Nah,  masalah terkait PDAM ini adalah kualitas air yang menurun dan kadang-kadang airnya tidak mengalir begitu.

Ide mempertahankan mata air sebenarnya sederhananya adalah menghindari overpumping dan menjaga kualitas air terjauh dari limbah dan sampah. Menurut aku memang perlu regulasi mempertahanan mata air.  Jadi permasalahan mata air di Bandung  dapat timbul jika tidak ada regulasi  yang jelas.

 

Bagaimana juga kondisi sungai-sungai di Bandung menurut Annisa? Bagaimana seharusnya upaya konservasinya?  Pernah ikut terlibat dalam pembersihan sungai?

Aku pernah dengar dan datang ke panel WWF yang membahas terkait Citarum.  Dulu Citarum termasuk sebagai sungai terkotor di dunia.  Sejak saat itu pemerintah berupaya melakukan upaya revitalisasi sungai.   Sekarang   sudah banyak taman taman di sekitar sungai.  Menurutku sungai ini itu penting  sekali dalam kehidupan kota.  Sungai yang bersih itu ibarat mengindikasikan kota yang lebih liveable dan sustainable, kalau terlibat pembersihan sungai sebenarnya belum pernah cuman kalau di pantai pernah ikut.

Anisa bersama teman-teman sesama anak muda mancanegara di WWF ke-10/dok. pri
Anisa bersama teman-teman sesama anak muda mancanegara di WWF ke-10/dok. pri

 

Anisa kan  asal Banjarnegara, kalau di sana bagaimana kondisi air dan sungai?

Tempat tinggalku pernah mengalami masa susah air.  Ketika aku SD saat itu kayaknya buat mandi dan lain ke rumah saudara, sungai juga mengalirnya sedikit, kemudian banyak sumur-sumur yang kering. Tetapi setelah beberapa bulan, komunitas RT/RW sekitarku menemukan sumber air pegunungan.  Kalau kemarau tetap mengalir yah walaupun debetnya kecil.

Tetapi masih ada masanya mengalami kemarau yag susah air dengan kualitas air bagus. Sungai di sini masih terjaga sih, tapi ada juga sungai yang tercemar karena ada pabrik tepung tapioka begitu yang menggiling singkong menjadi tepung.  Masalah utama sungai pasti sampah si terutama sampah rumah tangga ya kadang masih banyak orang yang buang sampahnya ke sungai, ya namanya juga orang desa, peraturan juga tidak terlalu berlaku.

 

Sebagai mahasiswa Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) apa yang Anisa bayangkan tentang sebuah kota yang berkelanjutan?  Atau punya proyek impian? 

Kebetulan saat ini aku sedang mengikuti program ASEAN Unibersity Network di Brunei, kelompokku dapat proyek mengenai SDG no 11 Sustainable Cities and Communities, gambaran utamanya terkait urban green planning. Menurutku kota impian sebenarnya sama banget kayak tujuan dari IKN yahh, banyak ruang terbuka hijau di lingkungannya, mempunyai transportasi massal yang terkoneksi, serta kota yang inklusi dan aman untuk semua kalangan.

Proyek impian sebenarnya ingin ikut ambil bagian buat bangun kawasan wisata begitu di Bali/Mandalika/Labuan Bajo mengingat kawasan tersebut dekat dengan laut dan banyak penduduk tinggal di sana mau mencegah terjadinya intrusi air laut dengan perencanaan pembangunan yang matang.

Irvan Sjafari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun