Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Yusuf Karyawan, "Sampahku Tanggungjawabku, Sampahmu Tanggungjawabmu"

26 Mei 2024   09:04 Diperbarui: 26 Mei 2024   10:58 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yusuf Karyawan  dalam sebuah kegiatan edukasi-Foto: Koleksi Yusuf Karyawan

 

Awalnya kami ikut kursus daring sekira  Rp5 juta tapi tidak berhasil, kemudian saya banyak mengikuti webinar, baca artikel, buku, majalah serta koran. Pernah juga ditegur oleh tetangga, karena bau. Saya terus mencoba, juga  trial by error.  Alhamdulillah, atas petunjuk Allah SWT berhasil menemukan cara / SOP agar tidak bau sampah organik. Bahkan menemukan formula penghilang bau sampah organik berbahan organik dari sayuran dan buah-buahan tertentu, yang tentunya aman bagi lingkungan hidup.

Saya tidak fokus kepada bisnisnya, akan tetapi edukasinya.  Kalau semua ke bisnis-nya siapa yang akan mengedukasi kepada masyarakat, apalagi KLHK mencanangkan d pada 2030 tidak akan lagi membangun TPA baru di Indonesia.

Rata-rata sampah organik yang dapat dikelola  sekitar 100 kg, ada yang saya hargai Rp200 per kilogram  ada yang gratis seperti pabrik kue pia yang berikan limbahnya / returannya ke kami di GRIYA MAGGOT BSF.

Yusuf Karyawan bersama mahasiswa Unibraw-Foto: Koleksi Yusuf Karyawan
Yusuf Karyawan bersama mahasiswa Unibraw-Foto: Koleksi Yusuf Karyawan

Bagaimana pengembangannya?

Unit Bank Sampah Eltari M-230, Bank Tani Al Barru dan Griya Maggot BSF, menjadi lokasi edukasi bagi semua lapisan masyarakat baik masyarakat umum baik pribadi maupun kelompok, sekolahan (PAUD, TK, SD, SMP, SMA, SMK), Perguruan Tinggi baik yang mahasiswa magang, penelitian maupun yang skripsi, beberaap dosen juga ada yang belajar, seperti dari Papua.

Kami juga menjadi tempat KKN Mahasiswa dalam program TTG (Teknologi Tepat Guna), Nara sumber di bbrp lokasi, seperti di Induk BSM (Bank Sampah Malang), mendampingi juri Adipura, sekolah Adiwiyata, LP Wanita Klas IIA Sukun Kota Malang, kerjasama dengan bbrp sekolahan dan YDSF (Yayasan Dana Sosial Alfalah) pendampingan bunda-bunda yatim, juga di Gereja.

Kami mendampingi mahasiswa dan dosen yang KKN di luar daerah dan Malang Raya. Tempat kami juga menjadi lokasi kunjungan, tahun kemarin ada acara dialog pengolahan sampah Indonesia Jepang. Kami juga menerima  kedatangan peneliti persampahan dari Jepang. Juga melatih kerajinan dari sampah ke beberapa lapisan masyarakat SD, SMP, SMA, SMK, termasuk pembekalan Duta FIA (Fakultas Ilmu Administrasi) Unibraw, juga kerja sama dengan FISIP Unibraw dalam SDG's nya.

Apa kelebihan budi daya  maggot dalam mengelola sampah?

Menurut penelitian para ahli, Maggot tidak mengandung vektor penyakit. Fresh Maggot dan Dry Maggot dapat digunakan sebagai alternatif pakan ternak, ikan dan unggas. Fresh Maggot kami gunakan sebagai pakan subtitusi Ikan Lele yang kami pelihara, juga punya langganan yang beli di kami untuk pakan Iguana. Kucing kami juga makan Dry Maggot.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun