Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Catatan Pribadi: Review "The Legend of Suriyothai" dan "Gothika"

6 Mei 2024   16:23 Diperbarui: 6 Mei 2024   16:47 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adegan dalam Gothika | empireonline.com

Film ini bergaung ke dunia internasional karena prosudernya Francis Ford Coppola.  Itu sebabnya rasa Hollywood terasa dalam film ini memandang sejarah Thailand sebagai hal yang eksotik.  Pertarungan dengan gajah merupakan adegan yang menonjol.

Sayang saya tidak terlalu tahu sejarah Thailand bagaimana posisi perempuan dan laki-laki dalam budayanya.  Apakah Suriyothai layak disebut sebagai emansipasi perempuan Thailand? Namun menurut saya Suriyothai sudah jadi kombatan perempuan seperti halnya  dengan Cut Nyak Dien atau Laksamana Keumalayati.

 

 Review Gothika

"Kamu tidak tahu rasanya terbakar dari dalam!" ucap Chloe (Penelope Cruz)  pada Miranda (Halle Berry) psikiater yang merawatnya, Chloe dipenjara di rumah sakit khusus karena membunuh ayah tirinya, setelah kerasukan setan.  Bagi Miranda itu tidak rasional dan menangga peneknan perasaan adalah metode penyemalatan diri.

Miranda masuk penjara dan jadi pasien di rumah sakit itu karena ituduh membunuh suaminya.  Padahal yang ada di pikiran Miranda waktu pulang memeriksa Chloe menabrak soerang gadis yang dikiranya setan yang merasuki tubuhnya seperti api. Tahu-tahu dia ada di rumah sakit penjara itu. Dia mengalami hal yang sama seperti Chloe.

Adegan dalam Gothika | empireonline.com
Adegan dalam Gothika | empireonline.com
 

Belakangan  Miranda tahu arwah gadis itu bernama Rachel putri koleganya yang disangka bunuh diri.  Tahu-tahu Rachel korban kekerasan dari suaminya.  Rachel menggunakan tubuh orang lain untuk membalas dendam.  Apakah Miranda bisa bebas dan membongkar kasus yang tersembunyi?

Kesan saya Mathieuw Kassovitz membuat sebuah film horor klasik dengan plot detektif yang sebetulnya bisa ditebak akhirnya.  Kalau saja film ini berkisah tentang kepribadian ganda seorang dokter jiwa leih menarik. Penonton mendapat dua sudut pandang dari dua pribadi dari satu orang yang saling menyangkal. Yang satu dia pakai logika psikiatrinya dan satu karena dia sakit. Tetapi itu tidak dimbil Kassovitz.

Namun Kassovitz mempertahankan ciri khasnya tokoh-tokoh yang lintas ras seperti yang membuat saya jatuh hati seperti film L'Hanie (1995) di mana tokoh utamanya keturunan Arab Prancis yang mengalami perlakuan rasialis.  Dia juga sinis terhadap orang yang hidupnya mapan tetapi justrtu tokoh anatagonis atau penjahat yang sebetunya.

Irvan Sjafari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun