Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Halal Bihalal Bersama Tetangga, Cerita dari Cinere

5 Mei 2024   17:32 Diperbarui: 5 Mei 2024   17:32 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Infrastruktur Tidak Memadai

Hanya ada satu persoalan kawasan yang tadinya dipandang sebelah mata tiba-tiba melesat sepertinya tidak diprediksi oleh otoritas setempat terutama ketika Cinere akhirnya digabungkan ke Kota Depok pada 1999.  Akses jalan yang menghubungkan Pondok Labu hingga Jalan Sawangan di selatan tidak diperlebar secara signifikan sejak 1980-an.

Namun yang paling saya kesalkan ialah pedestrian sangat tidak memadai hingga sulit untuk berjalan kaki dari kompleks hingga pertokoan  dikompleks lain.  Hingga saya yang punya kebiasaan jogging hanya bisa melakukan hal itu di kompleks Puri Cinere seberang. Pada 1980-an ketika masih sepi bisa jogging dengan nyaman hingga Limo tanpa terganggu debu dan lalu lalang kendaraan bermotor.

Padahal jumlah kompleks terus bertambah dan malah dibuat jalan tembus ke Pondok Cabe memotong akses jalan utama.  Akibatnya Cinere macet luar biasa terutama pada akhir pekan dan jam pergi atau pulang kerja. 

Saluran drainase pun tidak memadai hingga air bisa menggenangi pelataran parkir Blok A jika hujan lebat.  Padahal PBB yang cukup besar mengalir dari Cinere.  Untungnya kawasan Cinere termasuk tinggi hingga banjir tidak masuk rumah.

Pada Januari 2023 sebetulnya para ketua RW di Keluarahan Cinere yang tergabung dalam sebuah paguyuban sudah mengeluarkan petisi agar  otoritas di Depok mengubah status jalan Cinere dari jalan kota ke Jalan Provinsi. Dengan demikian Pemerintah Provinsi Jawa Barat memounyai kewajiban merevitalisasi jalan tersebut yang kini yang selalu macet.  Sumber: Kompas

Jalan dari Mal Cinere hingga Pondok Labu masih menggunakan jalan yang sama yang tidak diperlebar begitu juga akses ke Lebak Bulus melalui Karang Tengah.  Padahal daerah itu sudah Mal Cinere Bellevue dan jauh  sebelumnya ada Cinere Mas, hingga penghuninya atau stakeholders  memakai akses yang sama ke utara maupun selatan.

Namun apakah aspirasi warga  ini ditanggapi atau tidak,  saya belum dengar kabarnya.  Jangankan Jalan Cinere hingga Meruyung, Jalan Sawangan saja belum dilebarkan, padahal jalan itu strategis menghubungkan pusat Depok hingga Parung kerap macet pulang di jam pergi dan pulang kerja.

Apakah memang anggaran tidak ada, belum menjadi prioritas atau juga terkendala dengan regulasi yang mengatur persyaratan apa sebuah jalan itu menjadi provinsi atau nasional? 

Terlepas dari perhatian otoritas, lebih dari empat puluh sudah Blok A Cinere berdiri menjadi sebuah pemukiman dan seiring pertumbuhan kompleks lain menjadikan Cinere menjadi kawasan heterogen dan setahu saya hingga saat ini harmonis.   Tidak ada kabar tawuran antar kampung atau kriminalitas yang mengkhawatirkan.  Saya bersyukur karena itu.

Irvan Sjafari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun