Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Dari Ottawa, Polewali, hingga Cipaganti, Milenial Suarakan Bahaya Sampah Plastik

29 April 2024   11:03 Diperbarui: 29 April 2024   11:05 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nugi Herdian-Foto; Dok Pribadi Nugi Herdian

Masalah sampah plastik menjadi tema utama peringatan Hari Bumi Sedunia yang jatuh pada 22 April 2024 lalu.  Sampah plastik juga menjadi persoalan yang dibicarakan dalam Konferensi United Nation for Environmental Programme (UNEP)  yang digelar pada  23-29 April 2024 di Ottawa, Kanada.

Delegasi Indonesia diwakili oleh seorang siswi Kelas III SMA  Muhammadiyah 10 Gresik bernama Aeshnina Azzahra Aqlini yang mewakili River Warrior Indonesia.  

Dara yang karib disapa Nina ini menyuarakan penghentian sampah plastik import dari negara maju ke Indonesia, yang memberikan dampak lingkungan hidup, di antaranya di Jawa Timur tempat tinggalnya.

Nina terllibat dalam berbagai aksi protes bersama aktivis lingkungan mancanegara di antaranya di depan Gedung Parlemen Kanada dan bertemu Menteri Lingkungan Hidup negeri itu menyampaikan aspirasnya.

Secara pribadi Nina mengaku  begitu konsen terhadap pencemaran sampah plastik  yang dinilainya sudah sangat berat dan sangat membahayakan kehidupan.  Hal itu sudah dirasakan mengamati keadaan Sungai Brantas di daerahnya tinggal. 

Dia mengingatkan mikroplastik, pecahan dari sampah plastik sudah menyelusup dalam tubuh manusia yang ada di lingkungan sampah plastik.

"Partikel mikroplastik yang ada di udara terhirup ke paru-paru, ada di dalamASI,  ada di dalam darah dan sudah ada di otak. Jika ini dibiarkan, ujar Nina, maka di masa depan generasi Z  yang akan mengalami  dampak yang lebih buruk, " ujar dara yang karib disapa Nina ketika saya hubungi, 26 April 2024.

Nina juga mendapatkan kesempatan  bisa bertemu sesama anak muda di  rumah di atas sungai milik komunitas  Ottawa Riverkeeper saling curhat soal persoalan sampah plastik di negara masing-masing.  

Ternyata bukan hanya Indonesia yang menjadi tempat pembuangan sampah bukan saja plastik, tetapi juga limbah elektronik dari negara  maju, tetapi juga India dan Malaysia. Simpati.

Kegelisahan yang sama juga disampaikan anak-anak muda dari negara maju yang menyesalkan tindakan pemerintah negaranya yang membiarkan import sampah plastik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun