Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Anak Kecanduan Gawai, Salah Siapa? Ini Masalahnya

28 April 2024   17:53 Diperbarui: 28 April 2024   17:53 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  

Saat itulah yang namanya gawai dengan internet, game online menjadi candu karena setiap individu makin bebas mengakses sistus apa saja  dan bisa di mana saja.  Anak-anak juga bisa, bahkan usia lima tahun sekalipun.   Anak-anak generasi 1990-an ke atas lebih jago dengan gawainya daripada yang sebelumnya.

Apa yang mereka akses tidak akan bisa dicegah bahkan oleh otoritas sekalipun dengan mengendalikan kata kuncinya, karena ada banyak kata kunci lainnya bisa digunakan untuk mengakses.  Otoritas hanya bisa membuatnya jadi tidak terlalu mudah.

Sebetulnya saya yakin  awalnya anak-anak itu tidak tahu, sampai ada yang memberitahu. Media mainstream secara tidak sadar mempromosikan lewat berita viralnya soal yang berbau skandal itu.

Saya geli ada yang merasa sopan dengan membuat  nama yang tersangkut skandal  jadi inisial tetapi berapa jam kemudian nama pun disebut media lain dengan lengkap.  Lalu video pun tersebar dengan cepat.

Kecanduan Game Online Salah Siapa?

Kalau ada artis atau ibu-bu dari kalangan menengah atas  yang mengeluh karena karena anaknya kecanduan game online hingga menghabiskan belasan hingga puluhan juta rupiah patut dipertanyakan bagaimana bisa tidak terkontrol? Bagi Aku ini aneh, bagaimana Si Anak punya akses kartu kredit orangtuanya untuk biaya mengunduh?

Uang yang begitu besar habis untuk hal yang tidak terlalu berguna bagi anak-anak yang usianya di bawah umur.  Bahkan bisa menimbulkan persepsi di benak anak  bahwa mendapatkan uang itu mudah.  

Saya pernah punya pengalaman menjaga keponakan waktu umurnya balita meminjam laptopku untuk melihat video youtube, karena dia belum dibelikan ponsel cerdas oleh orantuanya.  

Pada waktu itu Si Bocah dititipkan ke rumah kami habis pulang sekolah.  Ketika tahu saya punya laptop dan akses internet, dia minta nonton Youtube. Oke, kata saya.

Gampang saja bagi saya untuk membatasi agar tidak berlebihan, karena kontrol hotspotnya di ponsel saya, ya jamnya saya batasi. Dia  boleh pakai laptop saya  setelah bada Asar hingga setengah jam sebelum maghrib. Jatuhnya kira-kira dua jam, setelah itu akses internet saya matikan.   Lalu malam laptop saya periksa, keponakan saya akses apa saja lewat jejak history.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun