Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kalau Ekonomi Desa Tumbuh, Malah Deurbanisasi dari Jakarta

12 April 2024   17:19 Diperbarui: 12 April 2024   17:24 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: https://dprd-dkijakartaprov.go.id

Dia menggagas desa wisata itu bukan saja menjaga lingkungan di kawasn itu, tetapi juga berupaya memberikan dampak ekonomi dan akhirnya mengurangi urbanisasi.

Pada 2012 Desa Nglanggeran mendapat kunjungan 27.625 wisatawan domestik dan 200 wisatawan asing dan mampu meraup  omzet sebesar Rp81, 2 juta.

Pada 2019 jumlah kunjungan meningkat menjadi 101.866 kunjungan wisatawan domestik dan 1.241 wisatawan asing dengan omzet Rp3,2 miliar.

Desa wisata ini didukung oleh perkebunan kakao seluas 40 hektar hingga perkebunan buah seperti durian dan klengkeng, selain menawarkan panorama di sekeliling desa.

Sekalipun pandemi Covid-19 sempat berdampak pada desa itu, tetapi Sugeng Handoko bisa menjadi contoh bahwa perlu upaya di tingkat grassroot untuk menahan arus urbanisasi, bukannya urbanisasi dibendung di Jakarta.

Pertanyaannya berapa banyak yang seperti Sugeng Handoko? Kemudian seberapa besar upaya pemerintah daerah menciptakan lapangan kerja di daerahnya yang lebih menjanjikan dibandingkan mereka ke Jakarta?

Kalau saja kantung-kantung penyerap tenaga kerja dengan jumlah cukup besar, penghasilan menjanjikan, lengkap dengan fasilitas pendidikan, kesehatan dan hiburan bisa tercipta di desa, bukan tidak mungkin malah yang terjadi deurbanisasi dari Jakarta ingin menetap di desa.

Oh, ya kalau itu terjadi, hati kecil saya mah lebih suka tinggal di kota kecil dan desa menikmati udara dan lingkungan yang lebih asri. 

Irvan Sjafari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun