Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Dua Pendatang Misterius Epilog

11 Maret 2024   23:49 Diperbarui: 11 Maret 2024   23:50 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bandung tempat asal kita seperti apa sih! Apakah seindah ini!"

"Nggak usah tanya-tanya! Sudah enak Bandung yang di sini!" Ibu saya Sundari menjawab dengan santai.

Tetapi ayah dan ibu tidak tahu diam-diam aku membaca diary terakhir milik ayahku yang lumayan memberikan informasi bahwa Bandung tempat asalku menyeramkan, mulai membuang sampah sembarangan, gangster bermotor, perdagangan perempuan, mata air banyak yang hilang.

Hingga curhatan diam-diam dia mencintai ibuku namun selalu nggak digubris.  Bahkan dia rela mati untuk ibuku.  Bahkan di catatan terakhir pada hari  pertama dia harusnya mati jadi perisai ibuku. Baca: Tengah Malam Jahanam

Ibuku pernah berapa kali teriak di tengah malam, waktu masa lalu dia nyaris dilecehkan laki-laki para penjualan perempuan itu.

Ayah berusaha menenangkannya.

Aku bersumpah jika punya kekuatan akan kubuat laki-laki ini mendapatkan cintanya. Aku bersumpah akan menghancurkan semua yang menyakiti ayah dan ibuku. Tetapi kan itu artinya aku kembali ke planet asal ayah dan ibuku, bagaimana caranya?

Logikanya seperti Hiyang mengambil ayah dan ibu dari Bumi dan menempatkannya di suaka manusia di sini?  Pasti mereka punya kendaraan yang bisa menempuh jarak jutaan tahun cahaya.

Kami sekeluarga dekat dengan Hiyang Ridara. Kami utak-atik dari nama ayah dan ibu.  Hiyang ini pernah diselamatkan oleh ayah dan ibu di tempat asalnya ketika jadi burung dan Hiyang Ridara ini menyelamatkan ayah dan ibu dari para durjana di tempat asalnya dan mahluk  yang gemar mengisap darah manusia.

Hiyang Ridara mengajari kami untuk membaca dan mengendalikan pikiran manusia bahkan hewan. Namun Ananda belajar sekadarnya, kalau aku tuntas. 

Namun kami berdua dikasih pakaian kamuflase yang membuat para hiyang di planet ini dan juga planet tempat asal manusia tidak tampak, tetapi ada orang yang punya bakat bisa melihatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun